TRIBUNNEWS.COM -- Para ahli astronomi menemukan dua lubang hitam supermasif terkunci dalam orbit yang sangat dekat.
Kedua lubang hitam tersebut ditemukan pada sekitar 10 miliar tahun cahaya jauhnya dari tata surya matahari.
Mengutip Science Alert, Minggu (27/2/2022), dua lubang hitam supermasif dipisahkan dengan jarak orbit yang hanya 0,03 tahun cahaya atau sekitar 50 kali jarak yang memisahkan Matahari dengan Pluto.
Namun, begitu cepatnya bergerak sehingga hanya membutuhkan dua tahun Bumi bagi kedua objek untuk menyelesaikan orbit biner.
Baca juga: StarLedger Luncurkan Koleksi NFT 5.000 Bintang di Galaksi Bimasakti
Orbit yang sangat dekat itu membuat kedua lubang hitam akan saling bertabrakan dan membentuk satu lubang hitam yang jauh lebih besar dalam waktu yang relatif singkat, yakni 10.000 tahun.
Lubang hitam supermasif ditemukan di pusat sebagian besar galaksi.
Ketika dua lubang hitam ditemukan bersama-sama, itu menunjukkan pula keberadaan galaksi. Ini lah yang kemudian membuat para astronom menjadi tertarik.
Baca juga: Muncul Sinyal Misterius dari Galaksi Bima Sakti, Pakar Astronomi Kesulitan Memecahkan
Menurut mereka menemukan dua lubang supermasif dapat memberi tahu para ilmuwan, seperti apa bentuk lubang hitam di tahap akhir.
Lubang hitam supermasif ini juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana benda-benda yang memiliki jutaan hingga miliaran kali massa Matahari ini bisa menjadi sangat masif.
Dan penggabungan dua lubang hitam bisa menjadi salah satu cara yang membuat sebuah lubang hitam tumbuh menjadi sangat masif.
Baca juga: Sinopsis Valerian and the City of a Thousand Planets: Aksi Drama Pribadi Menyelamatkan Galaksi
Menurut astronom, peristiwa penggabungan dua lubang hitam itu bakal terjadi di dalam objek yang sangat energik, disebut quasar yang diberi nama PKS 2131-021.
Mengutip Scitechdaily, quasar adalah inti galaksi yang aktif di mana lubang hitam supermasif menyedot material dari piringan yang mengelilinginya.
Astronom sendiri sudah mengetahui kalau PKS 2131-021 memiliki dua lubang hitam supermasif yang mengorbit tetapi menemukan bukti langsungnya cukup sulit.
Namun rupanya peneliti berhasil menemukan bukti dari pengamatan frekuensi radio PKS 2131-021 yang berlangsung selama 45 tahun.
Menurut penelitian, ada semburan gas yang mendekati kecepatan cahaya yang berasal dari salah satu dari dua lubang hitam di dalam PKS 2131-021.
Semburan gas bergerak maju mundur karena gerakan orbital kedua lubang hitam. Hal ini menyebabkan perubahan periodik dalam kecerahan cahaya quasar.
Pola aneh ini yang dicatat oleh lima observatorium yang berbeda itu, yang kemudian menarik astronom Sandra O'Neill dari Caltech untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Meskipun kita tak akan berada di sekitar untuk melihat akhir penggabungan lubang hitam supermasif di PKS 2131-021, peristiwan itu dapat menunjukkan kepada kita bagaimana mencari sistem yang serupa.
Pada gilirannya, itu bisa membawa lebih dekat untuk memahami bagaimana tabrakan tersebut bisa terjadi. Penelitian ini telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters. (Kontributor Sains, Monika Novena/Bestari Kumala Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terjebak dalam Orbit yang Dekat, Dua Lubang Hitam Supermasif Bakal Bertabrakan"