Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD – Para ilmuwan yang tergabung dalam The World Weather Attribution mengungkapkan, banjir bandang mematikan yang melanda Pakistan baru-baru ini disebabkan oleh perubahan iklim serta ulah manusia.
"Peristiwa yang sama mungkin akan terjadi di seluruh dunia, jika emisi gas rumah kaca yang diciptakan oleh manusia terus meningkat, yang berarti perubahan iklim kemungkinan membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi," kata seorang ilmuwan.
“Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia juga memainkan peran yang sangat penting di sini,” ujar Friederike Otto, ilmuwan iklim di Imperial College of London.
Dikutip dari Aljazeera, Sabtu (17/9/2022) studi yang dibuat oleh para ilmuwan tersebut mengemukakan bahwa intensitas curah hujan pada Agustus di provinsi Sindh dan Balochistan merupakan yang tertinggi atau hampir tujuh kali lipat dari curah hujan normal di wilayah itu.
Sementara itu, seorang pakar iklim di Pakistan bernama Fahad Saeed mengatakan banyak faktor yang membuat musim muson ini jauh lebih basah dari biasanya, termasuk La Nina dan pendinginan alami dari Samudra Pasifik yang mengubah cuaca di seluruh dunia.
“Bencana ini adalah hasil dari kerentanan yang dibangun selama bertahun-tahun,” kata Ayesha Siddiqi, ilmuwan dari Universitas Cambridge.
Baca juga: Korban Tewas Banjir Bandang Pakistan Naik Jadi 1.282 Jiwa, Sepertiga dari Mereka adalah Anak-anak
Di sisi lain, Muhammad Irfan Tariq, seorang ahli iklim yang berbasis di Islamabad memperkirakan bahwa bencana alam akan semakin sering terjadi, seiring dengan semakin intensifnya krisis iklim.
“Kami juga melaporkan ini sebelumnya dan Anda hanya perlu melihat peristiwa yang terjadi tahun ini di Pakistan. Kami mengalami gelombang panas, kami mengalami kekeringan, kami mengalami musim hujan yang ekstrem. Siklusnya berubah begitu banyak dan sangat cepat,” jelas Tariq.
Baca juga: 100 Kilometer Wilayah Pakistan Jadi Danau setelah Diterjang Banjir Bandang Sungai Indus
Pekan ini, Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan bahwa bencana terkait cuaca seperti di Pakistan telah meningkat lima kali lipat selama 50 tahun terakhir dan menewaskan rata-rata 115 orang setiap hari.