TRIBUNNEWS.COM - Inilah penjelasan bagaimana bisa langit berwarna oranye.
Langit berwarna oranye biasanya akan nampak ketika matahari mulai terbenam.
Tepatnya, ketika matahari terbenam maka langit akan mulai tampak berwarna merah, oranye, hingga merah jambu.
Dikutip dari Travel and Leisure, saat matahari terbenam, cahanyanya tak hanya melewati Bumi, namun juga melalui banyak atmosfer Bumi.
Hal tersebut akan menyebabkan molekul dan partikel kecil di udara mengubah arah sinar cahaya.
Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan mengapa langit berwarna oranye berikut ini:
Baca juga: Misteri Bola Bercahaya Biru di Langit Alaska Akhirnya Terpecahkan, Berikut Penjelasannya
Terjadinya Langit Oranye
Dikutip dari Grid, setiap cahaya matahari menyorot ke Bumi, ia memiliki panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Gelombang cahaya tersebut akan bergerak masuk ke dalam ruang hampa.
Ketika cahaya telah mencapai pada atmosfer Bumi, gelombang cahayanya akan mengenai partikel di udara yani debu, tetetasan air, dan kristal es.
Gelombang cahaya memiliki ukuran kurang dari 1 banding 1 juta meter dan dapat memantul ke berbagai arah.
Selain itu, gelombang cahaya juga dapat berinteraksi dengan molekul gas kecil untuk menyusun udaranya sendiri.
Pada saat sore hari, letak matahari akan berada lebih rendah dari cakrawala.
Hal tersebut yang menyebabkan sinar matahari melewati lebih banyak udara ketika matahari terbenam.
Pasalnya ketika siang hari, matahari hanya melewati udara yang lebih sedikit karena posisinya lebih tinggi dari langit.
Saat jalur sinar matahari cukup panjang, seluruh cahaya biru dan ungu akan menyebar dan nampak oleh pandangan manusia.
Cahaya inilah yang menyebabkan langit berwarna biru pada siang hari.
Namun sayangnya, mata manusia tidak dapat menangkap cahaya ungu dengan baik, karena kepekaannya.
Setelah itu warna biru akan terus menerus dipantulkan hingga akhirnya hilang dan hanya menyisakan cahaya dengan panjang gelombang terpanjang, yakni merah.
Hal itulah yang menyebabkan mata manusia dapat menangkap warna kuning, oranye, hingga merah pada langit.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)