Dikutip dari France24, cangkangnya berisikan beberapa superkluster galaksi lain yang sudah diketahui sains, termasuk struktur masif yang dikenal sebagai Tembok Besar Sloan.
Baca juga: Susunan Sistem Tata Surya: Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid
Pomarede mengatakan penemuan gelembung tersebut, yang dijelaskan dalam penelitian yang ia tulis bersama dan diterbitkan dalam The Astrophysical Journal minggu ini, adalah “bagian dari proses ilmiah yang sangat panjang”.
Hal ini menegaskan fenomena yang pertama kali dijelaskan pada tahun 1970 oleh kosmolog AS, Jim Peebles.
Dia berteori bahwa di alam semesta purba - yang saat itu berupa plasma panas - perputaran gravitasi dan radiasi menciptakan gelombang suara yang disebut osilasi akustik baryon (BAO).
Saat gelombang suara berdesir melalui plasma, mereka menciptakan gelembung.
Sekitar 380.000 tahun setelah Big Bang, proses tersebut berhenti ketika alam semesta mendingin, membekukan bentuk gelembung.
Baca juga: NASA: Astronaut perempuan Arab pertama telah mendarat di stasiun luar angkasa
Gelembung-gelembung tersebut kemudian membesar seiring dengan mengembangnya alam semesta, mirip dengan sisa-sisa fosil lain setelah Big Bang.
Para astronom sebelumnya mendeteksi sinyal BAO pada tahun 2005 ketika melihat data dari galaksi terdekat.
Namun gelembung yang baru ditemukan ini merupakan osilasi akustik baryon tunggal pertama yang diketahui, menurut para peneliti.
(Tribunnews.com/Whiesa)