News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H

Festival Ampyang hingga Hias Perahu, Ini 5 Tradisi Unik Maulid Nabi di Pulau Jawa

Penulis: Umar Agus W
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berebut isi gunungan yang diyakini membawa berkah dalam tradisi Grebeg Maulud di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (24/1/2013). Selain untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, tradisi yang digelar setiap tahun tersebut juga menjadi simbol pemberian sedekah dari Raja Keraton Yogyakarta kepada rakyatnya. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

TRIBUNNEWS.COM - Perayaan Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi Muhammad sudah menjadi bagian dari hari libur Nasional.

Maulid Nabi Muhammad SAW ini biasanya diperingati setiap 12 Rabiul Awal jika dalam kalender Islam.

Sedangkan jika menurut kalender nasional, Maulid Nabi Muhammad SAW bakal berlangsung pada 20 November 2018 esok.

Baca: Ucapan Hari Maulid Nabi Muhammad yang Cocok Untuk Update Status di Instagram, Facebook, WhatsApp

Tiap tahunnya, biasanya umat Islam di dunia merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.

Tak terkecuali di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Berbagai upacara dan tradisi digelar, semuanya bertujuan untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan lagi keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.

Berikut Tribunnews rangkum perayaan maulid Nabi diberbagai daerah di Indonesia:

1. Grebeg Maulud, Kota Solo

Perayaan Unik Maulid Nabi Berbagai Daerah, Ada Pawai Endog di Banyuwangi hingga Pohon Uang di Padang (TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA)

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Grebeg Mulud.

Kata 'gerebeg' artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton Surakarta menuju masjid Agung untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya.

Baca: Sejarah Singkat dan 12 Peristiwa Penting Dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Puncak peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati dengan penyelenggaraan upacara Grebeg Maulud.

Puncak dari upacara ini adalah iringan gunungan yang dibawa ke Masdjid Agung.

Setelah di masjid diselenggarakan doa dan upacara persembahan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagian gunungan dibagi-bagikan pada masyarakat umum dengan jalan diperebutkan.

2. Grebeg Maulud, Kota Yogyakarta

Selain untuk memperingati hari raya Maulud Nabi Muhammad SAW, tradisi yang digelar setiap tahun tersebut juga menjadi simbol pemberian sedekah dari Raja Keraton Yogyakarta kepada rakyatnya.

Grebeg Maulud adalah upacara puncak dari perayaan sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan ditandai dengan keluarnya beberapa gunungan.

Tradisi Grebeg Maulud - Ribuan warga menghadiri prosesi perarakan gunungan dalam tradisi Grebeg Maulud yang dimulai dari Keraton Yogyakarta, Yogyakarta, Kamis (24/1). Selain untuk memperingati hari raya Maulud Nabi Muhammad SAW, tradisi yang digelar setiap tahun tersebut juga menjadi simbol pemberian sedekah dari Raja Keraton Yogyakarta kepada rakyatnya. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA) (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA))

Berbeda dengan grebeg Maulud di Solo sedangkan di Yogyakarta mengirap 7 gunungan.

Tujuh Gunungan yang dikeluarkan yakni, Gunungan terdiri dari Gunungan Putri, Kakung, Darat, Gepak, Pawuhan dan Gunungan Bromo.

Bagian-bagian dari gunungan ini umumnya dianggap akan memperkuat tekad dan memiliki daya tuah, terutama bagi kaum petani.

Mereka akan menanamnya di lahan persawahan untuk memperkuat doa agar lahannya menjadi subur dan terhindar dari berbagai hama perusak tanaman.

3.Karesen, Mojokerto

tradisi karesan mojokerto (Instagram/ pelitakarya)

Tradisi karesan mojokerto untuk dalam rangka merayakan Maulid Nabi 2018 dilakukan oleh para warga Dusun Mengelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Uniknya, pada gelaran tradisi Keresan untuk peringati Maulid Nabi 2018 di Mojokerto ini, warga Dusun Mengelo akan berebutan mengambil hasil bumi yang digantung di pohon kersen.

Istilah Keresan berasal dari kata 'kersen' atau pohon kersen (Muntingia calabura L.).

Baca: Ucapan Hari Maulid Nabi Muhammad yang Cocok Untuk Update Status di Instagram, Facebook, WhatsApp

Pohon kersen merupakan jenis yang pohon yang dikenal mampu tumbuh lebat dalam waktu singkat.

Pohon ini memiliki buah kecil berbentuk bulat dan berwarna merah yang bentuk mirip buah ceri.

Di daerah lain, pohon kersen juga dikenal sebagai pohon talok.

Hasil bumi disusun secara rapi di bawah kedua pohon kersen tersebut.

Hasil bumi tersebut di antaranya nanas, kelapa muda, terong, jagung, nangka, dan lainnya.

Sebagai pelengkap, di 2 pohon tersebut turut digantung sejumlah kebutuhan pokok yang meliputi pakaian, topi, sandal, sepatu, hingga jas hujan.

4. Festival Ampyang Maulid di Kudus, Jawa Tengah.

Festival Ampyang Maulid di Kudus untuk peringati Maulid Nabi 2018 (kompas.com)

Festival Ampyang Maulid di Kudus untuk peringati Maulid Nabi 2018 (kompas.com)Peringatan Maulid Nabi di berbagai daerah di Indonesia dirayakan dengan menggelar tradisi khas daerah tersebut, tak terkecuali di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Festival Ampyang Maulid dalam rangka merayakan Maulid Nabi 2018 ini dilakukan oleh warga Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Festival Ampyang Maulid ini sudah menjadi budaya warga Kudus sejak abad ke-16 untuk menyambut datangnya Maulid Nabi 2018.

Dilansir dari Grid.ID pada Senin (19/11/2018), satu hal yang menjadi ciri khas Festival Ampyang Maulid ini yakni kirab mengarak gunungan nasi kepal.

Baca: Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW, Lantunkan Saat Maulid Nabi, Selasa 20 November 2018

Nasi kepal tersebut berisi lauk dan sayuran yang dibungkus daun jati, yang disempurnakan dengan penambahan kerupuk ampyang atau kerupuk warna-warni khas Kudus.

Sejumlah nasi kepal kemudian dirangkai menyerupai gunungan setinggi 1,5 meter.

Gunungan nasi kepal inilah yang kemudian diperebutkan warga sekitar setelah ampyang selesai didoakan oleh tokoh pemuka agama dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon.

Dalam festival ini, pembagian ampyang menjadi puncak acara setelah kirab berakhir.

Tak hanya nasi kepal, dalam kirab tersebut turut diarak tandu berisi gunungan buah-buahan dan hasil sayuran lainnya.

5.Tradisi Hias Perahu, Tangerang

Festival Perahu Hias (/)

Peringatan Maulid Nabi biasanya identik dengan tausiyah dan pengajian.

Namun warga Kali Pasir, Tangerang mengemas kegiatan tersebut dengan mengarak perahu kertas berukuran besar ke aliran sungai Cisadane.

Baca: Amalan-amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan Saat Maulid Nabi Muhammad SAW

Arak-arakan perahu hias ini merupakan tradisi turun temurun menyambut kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.

Kurang lebih ada sepuluh perahu kertas yang diarak warga dan dibuat hanya dalam kurun waktu dua sampai tiga hari.

 (Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini