TRIBUNNEWS.COM - Umat Islam di seluruh dunia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (20/11/2018).
Umat Islam bersuka cita menyambut hari kelahiran Baginda Rasul yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Ternyata Nabi Muhammad SAW juga meninggal di tanggal yang sama, 12 Rabiul Awal.
Lalu mengapa umat Islam hanya memeperingati hari kelahiran Nabi Muhammad?
Baca: Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW? Ini Jawaban Quraish Shihab
Quraish Shihab menjawab pertanyaan tersebut dalam acara Shihab & Shihab yang dipandu oleh Najwa Shihab.
Quraish menuturkan jika umat Islam diperintahkan untuk bergembira dengan kelahiran Nabi.
Nabi Muhammad menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Kelahiran merupakan suatu hal yang menggembirakan.
Sementara kematian tidak menggemberikan.
Quraish juga menyampaikan perintah Allah untuk manusia bergembira ketika mendapat berkah-Nya.
Perayaan Maulid Nabi bertujuan untuk memperkenalkan sosok Nabi Muhammad.
Baca: Cuplikan Pidato Soekarno Tahun 1963 yang Berisi Makna Maulid Nabi beserta Pesannya
Bagaimana akhlak yang dapat menuntun umat manusia menuju jalan yang terang.
Perayaan Maulid Nabi menjadi hal yang sah dilakukan selama dalam konteks postif dan tidak berlebihan.
Berbagai macam perayaan dilakukan oleh masyarakat Islam di seluruh penjuru negeri ini.
Seperti pada masyarakat Solo dan Jogja yang memperingati kelahiran Nabi Muhammad dengan mengadakan pesta rakyat Sekaten sebagai bentuk syukur atas kelahiran Baginda Rasul.
Dulu sebelum Nabi Muhammad lahir dan diangkat menjadi Rasul, ada seseorang yang sangat bergembira menantikan kelahiran Nabi Muhammad.
Orang itu adalah Abu Lahab.
Ia bahkan memerdekakan hamba sahayanya yang memberikan kabar kelahiran Nabi Muhammad kepadanya.
(Tribunnews.com/ Miftah)