Hal ini diketahui dari catatan pada flight data recorder (FDR).
KNKT menyebutkan seharusnya penerbangan rute ini tidak dilanjutkan.
Saat pesawat mencapai ketinggian 400 kaki, pilot menyadari adanya peringatan primary glight display (PFD) mengenai kecepatan yang berubah-ubah.
Kemudian, pesawat tersebut mengalami penurunan otomatis pada hidung pesawat.
Kopilot mengambil alih penerbangan manual hingga mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.
Setelah mendarat, pilot melaporkan permasalahan pada teknisi.
Keesokan hari, pesawat tersebut terbang dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang.
3. Sebelum jatuh, pesawat mengalami 6 masalah
Sejak 3 hari sebelum pesawat ini jatuh, Lion Air JT 610 telah mengalami masalah.
Selama 3 hari tersebut, ada enam masalah yang dialami pesawat.
Enam masalah yang terjadi berkaitan dengan masalah indikator kecepatan dan ketinggian pesawat.
Hal ini diketahui berdasarkan data perawatan pesawat.
KNKT juga memberikan keterangan jika insiden yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 610 merupakan multiple failure.
"Pilot menghadapi berbagai kerusakan dalam waktu yang sama," kata Nurcahyo Utomo, Kepala Subkomite Penerbangan KNKT, Rabu (28/11/2018).
Saat ini KNKT masih menyelidiki sensor Angle of Attack (AoA).
Sensor ini mendeteksi sudut kemiringan hidung pesawat ketika terbang.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT610 registrasi PK LQP rute Jakarta-Pangkal Pinang yang mengangkut sebanyak 181 penumpang dan 8 orang awak jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
(Tribunnews.com/ Miftah)