News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puting Beliung di Bogor

Fakta Cerita Artis hingga Korban Puting Beliung di Bogor: Siti Lihat Angin Berputar di Atas Rumah

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puting Beliung menyapu wilayah Cipaku dan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Angin puting beliung di Bogor melanda sejumlah kawasan di Kota Hujan itu kemarin Kamis (6/12/2018).

800 lebih rumah warga rusak dan puluhan pohon tumbang akibat kejadian tersebut.

Berikut ini fakta-fakta cerita warga dan artis korban angin puting beliung di Bogor yang dirangkum dari TribunnewsBogor.com.

Baca: Hasil SKD CPNS Kemenag 2018 Diumumkan Minggu Depan, Pantau Terus Link Ini

1. Cerita puting beliung landa rumah artis

Rumah mantan istri Pasha Ungu, Okie Agustina, yang berada di kawasan Lawang Gintung juga menjadi sasaran angin puting beliung di Bogor.

Suami Okie, Gunawan Dwi Cahyo berujar, rumah adik mertuanya pun terkena dampak angin puting beliung.

"Semoga semua selamat dan baik-baik saja, tadi juga adik dari mertua kena dampaknya," kata Gunawan saat ditemui usai melayat almarhum Enny di BNR.

Sementara itu Okie menjelaskan, rumah adik dari orangtuanya itu berada di wilayah Lawang Gintung yang menjadi lokasi puting beliung.

"Posisinya ada di dalam gang, bukan di jalur Jalan Lawang Gintung-nya," kata pemain Persija Jakarta ini.

Okie menjelaskan, akibat kejadian tersebut atap rumah keluarga dari ibundanya itu pun rusak.

"Tadi dikirimin video emang sudah hancur, gentengnya terbang, rumahnya sudah banjir air masuk semua dari depan sampai belakang," katanya.

Gunawan Dwi Cahyo dan Okie Agustina korban angin puting beliung di Bogor, Kamis (6/12/2018)

2. Cerita ibu hamil korban puting beliung

Angin puting beliung juga menyasar korban seorang ibu hamil bernama Siti Nurhadijah (34) di Cipaku, Bogor Selatan, Kota Bogor.

Siti mengatakan, peristiwa angin puting beliung ini adalah yang kedua kalinya terjadi, meski saat kejadian pertama, tidak separah sekarang.

Dirinya mengetahui ada angin puting beliung saat suaminya berteriak dari atas rumah.

"Ada apa itu angin berputar? Kata suami saya. Saya langsung melihat dan ternyata ada angin puting beliung."

"Saya, suami, anak, dan keponakan saya langsung keluar rumah. Tapi hanya ada kami berempat saja di luar."

"Sambil istighfar, kami semua langsung tiarap untuk berlindung," katanya, di Jalan Raya Cipaku, RT 2/7 Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis (6/12/2018).

Ia menjelaskan, angin itu datang dan tersebut berputar dari bawah ke atas.

Angin puting beliung yang datang di kawasan Batutulis ini, dikatakan Siti, sempat berputar-putar di atas rumah-rumah.

"Saya sendiri sangat takut, apalagi lagi hamil 5 bulan. Anginnya itu kaya mengambang, dari bawah ke atas lalu berputar-putar. Ada banyak sampah, seng, kayu, buku-buku yang ikut terbawa oleh angin ini," jelasnya.

Lanjutnya, ketika angin berhembus sekira 5 menit dan pergi, hujan langsung turun.

Seketika itu, Siti dan suaminya langsung mengecek ke dalam rumah.

Rumahnya telah hancur dan barang-barang di dalamnya ikut rusak dan sebagian hilang.

"Semua pakaian, buku dan seragam anak saya hilang tidak tau kemana, mungkin terbawa angin. Yang tersisa hanya pakaian yang dikenakan saja dan beberapa barang yang masih bisa diselamatkan," jelas Siti.

Siti pun mengungkapkan, kedua anaknya, Zahra Nur Aini (8) dan Siti Fatimah (14), tidak akan bersekolah pada esok harinya.

Sebab, semua peralatan sekolah anaknya juga hilang dan hancur.

"Tapi Alhamdulillah sekali, semua keluarga saya tidak ada yang luka-luka. Hanya kaki suami saya saja yang lecet sedikit, itu juga tidak parah," bebernya.

Ia pun berharap agar mendapat bantuan dari pemerintah setempat.

Sebab, selain dirinya, banyak warga juga yang kehilangan rumah dan barang-barangnya.

"Kalau saya, yang paling butuh itu sekarang pakaian, buku, dan seragam anak. Untuk makan, masih bisa Insya Allah."

"Sementara saya mengungsi ke rumah tetangga dulu," pungkasnya.

3. Pengungsi kelaparan semalam

Warga yang terdampak angin puting beliung mengungsi di Masjid Nurul Hidayah RT 2 RW 7 Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor pada Kamis (6/12/2018) malam.

Pantauan TribunnewsBogor.com, sekira 30 orang ada di Masjid Nurul Hidayah untuk mengungsi.

Warga yang ikut mengungsi, Nyai Solihat (63) mengatakan, ia tidak bisa tidur karena peristiwa puting beliung sore itu.

Untuk mengenyangkan perut pun, ia katakan sulit.

Hal ini karena dari makanan yang ada, sudah habis dimakan semuanya.

"Tadi ada dua kardus indomie yang diberikan sekira pukul 20.00 WIB. Tapi sudah habis semua," katanya.

Ia menambahkan, sehabis magrib tadi, tetangga sekitar juga turut membantu dengan memberikan nasi.

Namun, dikarenakan jumlah nasi dan lauknya yang sedikit, banyak dari pengungsi yang tidak mendapat bagian.

"Air tadi ada diberikan tiga kardus. Sepertinya kalau air cukup, soalnya sebagian sudah tidur," jelasnya.

Tambah Pepen (52), sebagian warga yang mengungsi di masjid sudah pindah ke rumah saudaranya atau tetangganya.

Meski sekarang hanya tersisa sedikit pengungsi saja di masjid, namun ia khawatir bila ada hujan.

"Atap masjid rusak karena puting beliung tadi. Jadinya bocor," tambah Pepen.

Pengungsi terdampak puting beliung yang tengah beristirahat di Masjid Nurul Hidayah, Cipaku, Kota Bogor (TribunnewsBogor.com/Sachril Agustin Berutu)

Lainnya, ia mengatakan, para laki-laki akan berjaga di depan masjid bergantian.

Sementara ibu dan anak-anak berada di dalam masjid untuk beristirahat.

"Sembari berjaga juga, takut ada maling. Bukan suuzon ya, hanya mengantisipasi saja," bebernya.

Kata peneliti Pusat Studi Bencana IPB

Kejadian angin kencang dan puting beliung yang baru saja terjadi di wilayah Bogor dan menimbulkan korban harta benda bukan yang pertama.

Ini juga bukti bahwa sesungguhnya Bogor dominan rawan bencana hidroklimatologi.

Karena ini bukan yang pertama terjadi di Bogor, namun bukan berarti terus beranggapan ini sesuatu yang tidak perlu diantisipasi.

Video angin puting beliung terjang wilayah Kota Bogor. (tribunnewsbogor / istimewa)

Demikian pendapat Dr. Perdinan, ahli spasial klimatologi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSB LPPM) IPB.

Dalam pertemuan sebelumnya dengan Wali Kota Bogor, PSB LPPM IPB sudah menyampaikan potensi bahaya dan bencana yang umum di Kota Bogor yaitu angin kencang, banjir dan genangan, tanah longsor, serta kebakaran.

Lebih lanjut Dr. Perdinan mengatakan, risiko angin kencang biasanya banyak muncul pada saat terjadi peralihan musim karena perbedaan tekanan.

"Kota Bogor dengan struktur kawasan yang berkontur tidak datar menjadi salah satu pemicu terjadinya puting beliung."

"Perbedaan tekanan dan gerakan angin terus menimbulkan akumulasi awan yang disertai angin seperti yang tengah terjadi saat ini," ucapnya.

Dalam pertemuan dengan Walikota Bogor tersebut, Dr. Perdinan menyarankan perlu dilakukan serangkaian langkah antisipatif diantaranya pemetaan wilayah berpotensi angin kencang, pemetaan distribusi spasial pohon dengan jenis dan umur, pemetaan topografi dan kemiringan wilayah, serta penataan pepohonan di wilayah kota.

Menurutnya, biasanya banyak pihak akan lupa dengan kejadian bencana ini sehingga catatan hanya tertinggal di kutipan media.

Untuk itu ia menghimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus segera mengumpulkan semua data-data kejadian sejak 10 tahun terakhir dan memetakan tingkat bahaya dan frekuensinya.

Selanjutnya bisa dijadikan sebagai pedoman mitigasi berdasarkan daerah yang rawan bencana. 

Dengan demikian, ke depan Kota Bogor dapat lebih antisipatif dalam menyikapi setiap perubahan dan risiko yang akan terjadi.

Bantuan Pemkot Bogor

Adapun dari kejadian tersebut, Pemerintah kota Bogor melalui Dinas Sosial Kota Bogor telah memberikan bantuan ke warga yang mengungsi akibat angin puting beliung.

Kepala Dinas Sosial Kota Bogor, Azrin Syamsuddin mengatakan, bantuan yang diberikan ini ke empat kelurahan yang terkena dampak dari angin puting beliung.

Yakni Kelurahan Cipaku, Kelurahan Batutulis, Kelurahan Pamoyanan, dan Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Bantuan yang diberikan, berupa selimut, makanan, nasi, lauk pauk, pakaian, beras, dan masih banyak lagi.

"Bantuan yang kami berikan ini sesuai dengan jumlah Kepala Keluarga (KK), atau yang terkena dampak dari angin puting beliung," katanya, di Masjid Hidayah, Kelurahan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Ia menambahkan, makanan yang diberikan kepada para warga ini cukup untuk stok selama tujuh sampai 10 hari.

Dinas Sosial Kota Bogor memberikan bantuan kepada warga terdampak puting beliung di Cipaku dan Batutulis, Kota Bogor

"Nanti, para lurah dan camat akan memberikan data ke saya, yakni data mengenai kerusakan dan kerugian yang dialami warga dari kejadian ini."

"Data ini, akan kami teruskan ke kementerian Sosial, yang nantinya akan datang bantuan berikutnya lagi," jelasnya.

Terpantau, ada banyak relawan yang datang ke lokasi puting beliung.

Relawan Kemanusiaan Darul Quran Kota Bogor, Gunawan mengatakan, malam ini, ia bersama rekannya sedang melakukan pengecekan terlebih dahulu.

Jumat (7/12/2018), warga yang terkena dampak dari puting beliung, akan diberikan bantuan.

"Sekarang sedang dilakukan pendataan terlebih dahulu. Besoknya, akan ada diberikan bantuan semacam posko dan dapur umum," pungkas Gunawan.

Berikut video angin puting beliung di Bogor

(Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini