TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) catat wilayah Lombok Utara diguncang gempa berkekuatan 4,2 magnitudo.
Pagi ini, Minggu 23 Desember 2018 BMKG catat Lombok Utara diguncang gempa bumi tektonik.
Dilansir situs resmi BMKG, gempa bumi wilayah Lombok Utara tersebut berkekuatan M 4,2.
Dikutipr Tribunnews.com dari Instagram resmi @infoBMKG, gempa terjadi pada pukul 07.59.50 WITA.
Pusat gempa terletak pada koordinat 8,31 LS dan 116,08 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 23 km barat laut Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 10 km.
Baca: Satu Panggung Bersama Seventeen Band saat Tsunami, Ade Jigo: Kita Terbawa Arus
Lebih lanjut akun @infoBMKG juga menjelaskan dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat.
Laporan tersebut berupa guncangan dirasakan di wilayah Lombok Utara IV MMI, Lombok Barat, Mataram III MMI dan Lombok Tengah II MMI.
Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
"Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar aktif, hasil interaksi sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Trust).
Kepada masyarakat di wilayah Lombok Utara dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tulis akun @infoBMKG.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Baca: Kabar Terbaru Tsunami Banten dan Lampung, 36 Tewas dan Beberapa Kru Band Seventeen Hilang
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
Baca: BMKG Sebut Tsunami di Banten dan Lampung Tipe Polanya Mirip dengan Gelombang Tsunami di Palu
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara. (*)
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)