News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengaturan Skor

Tanggapan Edy Rahmayadi Terkait Anggota PSSI yang jadi Tersangka Pengaturan Skor

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi turut memberi tanggapan terkait anggota PSSI yang jadi tersangka pengaturan skor di sepakbola Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi turut memberi tanggapan terkait anggota PSSI yang jadi tersangka pengaturan skor di sepakbola Indonesia.

Angoota PSSI yang ditangkap oleh Satgas Anti Mafia Bola tersebut yakni, Tjeh Lin Eng alias Johar yang menjabat sebagai Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Selain Johar Lin Eng, Dwi Irianto alias Mbah Putih selaku anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI turut ditangkap oleh pihak kepolisian.

Mananggapi hal itu, Edy Rahmayadi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara menyerahkan penuh pemeriksaan kasus ini terhadap kepolisisan.

"Terkait kasus Pak Johar, kami menyerahkan penuh pemeriksaan kepada kepolisian."

"PSSI juga menghargai proses pemeriksaan yang dilakukan Komite Disiplin (Komdis) terkait semua kasus pengaturan skor dan lain-lain," ujar Edy Rahmayadi dikutip Tribunnews dari website PSSI.

Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI mengatakan, PSSI akan selalu berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia terkait masalah pengaturan skor, match-fixing dan lainnya.

"Kami mendukung dan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah match-fixing atau match manipulation. Kami akan ikut semua proses hukumnya," tutup Edy Rahmayadi.

Peran Johan Lin Eng

Untuk diketahui Johar Lin Eng alias J berperan dalam menentukan klub tertentu untuk ditempatkan di grup yang dianggap lemah.

Atas perannya itu, Tim Satuan Petugas (Satgas) Anti Mafia Bola mengamankan Johar yang merupakan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Johar dibekuk terkait kasus dugaan pengaturan skor atau penipuan yang dilakukan kepada Bupati Banjarnegara, Budhi Warsono dan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indrayani.

"Dia kan di Jawa Tengah, dia bisa menentukan klub di kelompok mana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/12/2018).

"Misalnya ada 8 klub dan 4 grup, dia bisa menentukan yang dia pilih, yang sudah komunikasi dengan dia, ditaruh di grup yang ringan," ujarnya lagi.

Selain itu, Johar juga bisa menentukan jadwal bertanding klub yang telah membayar suap.

Kemudian, Johar juga menjadi penghubung untuk memilih wasit yang memimpin pertandingan agar klub yang telah membayar suap bisa diuntungkan dalam suatu pertandingan.

Johar mengomunikasikannya dengan tersangka lain yakni P yang saat itu bertugas di Komisi Wasit.

"Kemudian, dari J ini dia menyuruh komunikasi ke P mantan komisi wasit."

"P tahu, artinya ada 35 wasit, jadi dia tahu, tidak semua wasit bisa diajak kompromi. Tetapi (wasit) tertentu saja yang diajak sama dia," katanya.

Proses suap-menyuap dari pelapor Budi dan Lasmi dijembatani oleh tersangka A yang bekerja sebagai asisten Lasmi.

Tersangka A yang melakukan lobi dan memberitahukan Lasmi perihal jumlah uang yang harus dibayarkan setelah mendapat kesepakatan untuk melakukan suap.

"Nah kemudian untuk tersangka A, anaknya wasit futsal, peranannya asisten dari pelapor di Banjarnegara, dia menerima juga uang dari pelapor," kata Argo Yuwono.

"Intinya setiap pertandingan mengeluarkan uang, Rp 100 juta sampai 200 juta. Di sana dibagi yang terima si A, nanti dia dikirim ke P nanti ngirim ke C," katanya.

Penangkapan Dwi Irianto alias Mbah Putih 

Selain Johar Lin Eng, anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto atau yang kerap dipanggil Mbah Putih itu juga ditangkap oleh pihak kepolisian saat berada di Hotel New Shapire, Yogyakarta, Jumat (28/12/2018) siang.

"Hari ini kami menangkap satu tersangka atas nama DI atau dikenal Mbah Putih di Hotel New Shapire Yogyakarta," ujar Brigjen Dedi Presetyo, dikutip Tribunnews dari BolaSport.

Satgas Anti Mafia Bola akan membawa Mbah Putih ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Mbah Putih ditangkap oleh kepolisian atas dugaan keterlibatannya dalam kasus pengaturan skor.

Baca: Pakai Nama Jasmani, Satgas Mafia Bola Duga Johar Lin Eng Berniat Mengelabui

Dalam acara di satu stasiun televisi swasta, Mata Najwa, nama Mbah Putih mencuat setelah disebutkan Lasmi Indrayani lantaran menjadi penghubung ke mafia sepakbola.

Manajar Persibara Banjarnegara ini mengungkapkan seseorang yang berinisial BM dan Mbah Putih ada dalam pembukuan daftar pengeluaran Persibara.

Saat itu, manajemen Persibara Banjarnegar mengeluarkan dana hingga Rp 1,3 miliar kepada Johar.

Selain Mbah Putih, kepolisian telah menangkap Priyanto atau Mbah Pri, Yuni Artikasari alias Tika, dan Tjan Lin Eng alias Johar.

Kabarnya, Mbah Putih langsung diterbangkan dan dibawa ke Polda Metro Jaya dari Yogyakarta untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Dengan ditangkapnya Mbah Putih, saat ini pihak kepolisian sudah menangkap sebanyak empat orang yang terlibat dengan kasus suap dan pengaturan skor.

Baca: Daftar Akun Sosmed yang Dipanggil PSSI Terkait Pengaturan Skor

Upaya PSSI

Saat ini PSSI dan Polri masih terus berupaya untuk memberantas kasus pengaturan skor yang terjadi di sepakbola Indonesia.

Salah satu upaya yang sedang dilakukan PSSI saat ini yakni dengan mengumpuklan bukti-bukti akurat dari pemilik akun media sosial yang bersangkutan dengan kasus ini.

Akun-akun media sosial tersebut berasal dari Instagram, Twiter, dan Youtub, yang diyakini memiliki informasi tentang kasus pengaturan skor.

Komisi Displin (Komdis) PSSI yang menangani masalah ini rencananya akan memanggil pemilik akun media sosial yang bersangkutan pada 29-30 Desember 2018 di Rusuna Office Park, Jakarta.

Sebanyak 25 pemilik akun media sosial yang dipanggil Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini