"Itu Mbak Sri (asisten pribadi Robby) 24 jam urus Mas Robby sudah tahu banget kondisi Mas Robby kapan mesti di sonde paru-parunya, slam dikeluarkan, dan itu yang terjadi tadi malam (sebelum meninggal)," ucap Carmanita.
3. Perjalanan Karier yang Sempat Ditentang Ibunda
Dikutip dari Kompas.com, sejak kecil, Robby sudah gemar menggambar dan piawai dalam membuat sketsa busana.
Pria kelahiran Bandung, 4 Desember 1953 ini sejak kecil juga senang menyanyi dan bermain peran dan drama.
Lahir dari keluarga yang tidak menekuni seni, impian Robby pun sempat mendapat tentangan dari ibunya yang berprofesi sebagai guru Bahasa Jerman.
Ibunya mengarahkan Robby agar meniti karier di dunia perhotelan yang dirasa lebih menjanjikan.
Sesuai harapan ibunya, Robby akhirnya kuliah di perhotelan dan sempat bekerja sebagai trainee di Hyatt Hotel Ambassador pada 1974.
Meskipun terjun di dunia perhotelan, tak membuat luntur hasrat Robby untuk menjadi perancang busana.
Kemudian, Robby dan teman-temannya mendirikan kelompok Aranea.
Bersama kelompok Aranea, mereka menggelar fashion show untuk kali pertama pada 1973.
Untungnya, acara peragaan busana pun berbuah manis, ia dan teman-temannya pun banjir pesanan.
Tak lama, ia pun menjadi asisten perancang busana Henry Passage, dan setelah itu ia membuka usaha butik.
Kariernya pun semakin moncer, akhirnya Robby berkeinginan hijrah ke Jakarta.
Karier Robby sebagai perancang busana pun mencapai puncaknya saat ia tampil menjadi wakil Indonesia dalam peragaan busana internasional.
5. Ucapan Duka dari Sahabat dan Rekan
Sejumlah sahabat dan rekan Robby Tumewu menyampaikan duka cita atas meninggalnya Robby.
-Ira Wibowo
- Becky Tumewu
-Arie Tulang
-Alvin Adam
(Tribunnews.com/Daryono)