News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Rachmawati hingga AHY, Deretan Elite Politik Tanggapi Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kanan) pada acara Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto dengan tema 'Indonesia Menang' di Plenary Hall JCC, Jakarta, Senin (14/1/2019). Orasi kebangsaan ini untuk menyampaikan visi misi Calon Presiden Prabowo Subianto. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah elite politik memberikan tanggapan atas pidato kebangsaan bertajuk Indonesia Menang yang digencarkan Prabowo Subianto pada Senin (14/1/2019) malam.

Mulai dari Rachmawati Soekarnoputri hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun memberikan penilaian kepada Cawapes nomor urut 02 itu.

Berikut ini deretan ungkapan elite politik dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber untuk pidato Prabowo Subianto.

1. Rachmawati Soekarnoputi semakin yakin

Rachmawati Soekarnoputri, Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, semakin optimistis bahwa masyarakat akan semakin yakin untuk memilih Calon Presiden - Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Menurut Rachma, visi dan misi Prabowo merupakan solusi dari masalah masyarakat saat ini.

"Sesuai dengan tujuan kami, masyarakat akhirnya tahu bagaimana visi dan misi Pak Prabowo," kata Rachma ketika dikonfirmasi Tribunjatim.com di sela acara, Senin (14/1/2019).

Rachmawati Soekarnoputri (67) saat diwawancarai NHK. (Richard Susilo)

Dengan memahami visi dan misi Prabowo, masyarakat akan semakin banyak memberikan dukungan.

"Masyarakat akan dapat mengerti. Insya Allah dukungan semakin besar," kata putrai Presiden RI Pertama, Ir Soekarno ini kepada Tribunjatim.com.

Untuk diketahui, Calon Presiden nomor 02, Prabowo Subianto menggagas ide pembangunan andai ia terpilih. Capres yang berpasangan dengan Sandiaga Uno ini mengagas "Reorientasi Pembangunan".

Hal ini ia katakan kala memberikan pidato politik di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Senin (14/1/2019) berjudul Indonesia Menang.

"Harapan kami yang ada untuk seluruh Indonesia adalah mewujudkan cita-cita bersama. Apa yang harus kita lakukan, dan akan kita lakukan bersama di lima tahun kedepan," kata Prabowo pada sambutannya.

"Kami memberi nama Reorientasi Pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia," lanjut Prabowo yang langsung disambut tepukan tangan ribuan peserta pertemuan yang memadati acara ini.

Prabowo lantas menjelaskan bahwa Reorientasi pembangunan adalah cara mengubah arah menuju arah yang benar. "Hal ini diperlukan agar bangsa lebih kokoh," katanya.

Ia lantas memberikan lima indikator bangsa dikatakan sebagai bangsa yang kokoh. Di antaranya, swasembada pangan, swasembada energi, swasembada air bersih, lembaga pemerintahan berintegritas, hingga memiliki angkatan perang yang unggul.

2. Presiden PKS: pidato terlalu lama

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengkritik waktu yang dibutuhkan capres 02 Prabowo Subianto ketika menyampaikan visi misinya.

Sohibul Iman menyebut Prabowo Subianto terlalu lama berpidato.

"Dari sisi waktu terus terang saya mengkritik, ini terlalu lama," kata Sohibul Iman seusai menghadiri Pidato Kebangsaan capres 02 di JCC, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).

Padahal, sebelumnya Sohibul Iman mengaku sudah menitipkan pesan kepada cawapres 02 Sandiaga Uno agar pemaparan visi misi yang disampaikan Prabowo Subianto tidak lebih dari setengah jam.

Namun, dalam pidatonya, Prabowo Subianto terlalu banyak memberikan ilustrasi.

Sehingga, waktu yang ditargetkan molor dari target.

"Saya sebetulnya sudah bicara kemarin dengan Sandi, saya bilang jangan sampai ini lebih dari setengah jam, tapi Pak Prabowo rupanya memberikan banyak ilustrasi sehingga jadi molor," tuturnya.

Dengan molornya waktu jauh dari yang ditargetkan, alhasil makna materi itu sendiri menjadi kabur, alias kurang fokus.

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO (Kompas.com/Kristian Erdianto)

Atas kejadian ini, Sohibul Iman berharap ke depan Prabowo Subianto bisa memperbaikinya dengan lebih ringkas dan jelas. Apalagi, debat perdana capres-cawapres akan berlangsung dalam hitungan hari saja, yakni Kamis (17/1/2019) lusa.

"Ini menjadi kurang fokus akhirnya di dalam memahami materinya, mudah-mudahan ke depan Pak Prabowo bisa memperbaiki pidatonya lebih rendah ringkas," harap Sohibul Iman.

"Menurut saya, ada beberapa bagian yang menjadi agak kabur ya. Justru semakin ringkas sebetulnya semakin baik," ucapnya.

Meski begitu, dia memaklumi gaya pidato Prabowo Subianto. Menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu memang punya gaya pidato demikian.

"Masing-masing orang punya gaya ya, pak Prabowo saya kira begitulah beliau," ujarnya.

Dalam pidato kebangsaan yang disampaikan Prabowo Subianto di Plennary Hall JCC, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019) malam, capres paslon 02 memaparkan dan menjelaskan visi misinya dengan berapi-api.

Di antaranya menargetkan Indonesia swasembada pangan, swasembada energi, swasembada air bersih, lembaga-lembaga pemerintah yang kuat, dan angkatan bersenjata yang unggul.

 3. AHY senang

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat mengapresiasi program yang disampaikan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto pada pidato politik di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Senin (14/1/2019) berjudul Indonesia Menang.

AHY menegaskan partainya mendukung penuh program tersebut.

"Beruntung saya bisa hadir dalam paparan sekaligus pidato politik dan visi misi Prabowo-Sandi yang sudah kita dengarkan bersama," kata AHY ketika ditemui seusai acara speerti dikutip dari TribunJatim.com.

AHY sepakat dengan Prabowo. Ia menyebut gagasan Prabowo tersebut merupakan realita yang ada di masyarakat selama ini.

"Beliau mengutarakan apa yang dirasakan rakyat hari ini," katanya kepada Tribunjatim.com.

"Program-program beliau menjadi hasil dari diskusi dan dialog bersama elemen masyarakat di tanah air," kata pria pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017 silam tersebut.

Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama)

Ia menambahkan bahwa Demokrat mengapresiasi sikap Prabowo yang kembali menghidupkan program Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Demokrat, yang juga mantan Presiden dua periode (2004-2009 dan 2009-2014).

"Saya sebagai perwakilan keluarga besar partai Demokrat tentunya merasa senang ketika program pro rakyat yang selama ini dijadikan policy kebijakan Pak SBY selama sepuluh tahun kembali digemakan oleh beliau andai kelak menjadi Presiden," kata AHY yang juga putra sulung SBY ini kepada Tribunjatim.com.

Menurutnya, program peningakatan ekonomi seperti halnya yang dilakukan SBY, seharusnya menjadi prioritas pemerintah. "Tentunya, program pro rakyat bisa difokuskan pada pengentasan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan juga melawan ketidakadilan di negeri ini," kata AHY.

Melalui penyampaian program bertajuk "Indonesia Menang", ia menyebut menjadi semangat baru dalam menggalang pemenangan. "Mudah-mudahan dengan jargon baru, Indonesia Menang, mudah-mudahan Indonesia menang di negerinya sendiri," katanya.

"Jangan sampai kita yang seharusnya sudah semakin menikmati kemerdekaan, pembangunan, namun masih yang termaginalkan atau tersisihkan," katanya.

4. Fahri Hamzah: mungkin mengecewakan pengikut militan

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memberikan tanggapan terkait pidato yang disampaikan calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto dalam acara Pidato Kebangsaan bertajuk "Indonesia Menang".

Dilansir oleh TribunWow.com, tanggapan terkait pidato Prabowo Subianto itu disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang diunggah pada Senin (14/1/2019) malam.

Melalui kicauannya, Fahri Hamzah memaparkan bahwa Prabowo hanya perlu mengubah pandangan masyarakat soal dirinya, yang kerap dinilai berbahaya dan mengancam untuk Indonesia.

Fahri Hamzah (WARTA KOTA)

Fahri mengatakan, ia tak menampik bahwa pidato tersebut mengecewakan pengikut militan.

Namun, pidato itu juga menunjukkan bahwa Prabowo-Sandi memberikan tempat bagi semua pihak.

Fahri Hamzah juga membahas soal keputusan Prabowo yang memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya.

Menurutnya, keputusan tersebut adalah pilihan yang tepat.

Lebih lanjut, Fahri Hamzah juga membahas soal pakaian yang digunakan Prabowo-Sandi dalam acara Pidato Kebangsaan itu, hingga menanyakan aset paslon seusai kampanye.

Berikut ini kicauan lengkap Fahri Hamzah mengenai hal tersebut:

"Pak @prabowo hanya Perlu melampaui trauma dan phobia yang sudah Kadung disebar oleh musuh-musuhnya bahwa beliau itu berbahaya dan mengancam. Seolah beliau akan mengacau dan merusak demokrasi dan transisi yg sudah berjalan. #Indonesiamenang

Pidato @prabowo malam ini, mungkin mengecewakan pengikut militan. Tapi bagus memberi sinyal bahwa dalam pemerintahannya bersama @sandiuno semua dapat tempat. Bahkan musuh2-nya. Itu sejarah prabowo. Tidak punya kebiasaan balas dendam.

Tapi saya tahu, seberapa “serem” dan “bahaya” prabowo mau digambarkan. Untung @prabowo memilih @sandiuno yg bukan seorang simbol Islam, bisa habis waktu untuk menjelaskan bahwa tuduhan bahwa ini adalah kombinasi “nasionalis radikal dan Islam radikal”.

Kalau kemarin seorang ulama dipaksakan, @prabowo akan dituduh bersekongkol dengan Islam radikal untuk membentuk khilafiah. Lalu rakyat akan ditakutkan bahwa prabowo ditunggangi oleh teroris dan ekstrimis untuk membajak NKRI. Jenderal merah putih itu akan dilumuri fitnah.

Untung calon wakil presiden pilihan @prabowo adalah seorang anak muda @sandiuno yang jejaknya “modern”. Mencari cara untuk membuatnya nampak radikal dan Ekstrem susah sekali. Kecewalah segala rekayasa dan matilah semua jurus. Mati kutu!

Tahun 2013-2014 lalu dalam kurun #Pilpres2014 beliau @prabowo dituduh psikopat dan gila oleh seorang mantan jenderal yang punya banyak bisnis dalam rezim ini. Beliau tidak pernah membalas. Semua dianggap sahabat di jalan yg berbeda.

Semua tuduhan dalam #Pilpres2014 sudah hilang. Satu2nya yang belum adalah menempelkan @prabowo dengan cap “Islam radikal”. Hampir saja sukses. Alhamdulilah sekarang, semua tuduhan sudah hilang. Sebuah titik awal #DebatPertama yg akan lengang. Ia akan menang.

Malam ini, @prabowo-@sandiuno tampil memakai jas yang biasa mereka pakai. Karena mereka pengusaha beraset trilyunan rupiah. (Entah berapa sisanya setelah mereka menyumbang kampanye ya). Tapi tampilannya sangat elegan dan wajar. Keduanya serasi sepasang yg ideal.

Karena yang penting adalah, malam ini #VisiMisi02 telah disampaikan. Tidak ideal, tetapi semua sudah dikatakan. Mereka mengajak semua orang yang terbaik, “the brightest sons and Daughters of INDONESIA” untuk Bergabung menunju #indonesiaMenang .

Semoga malam ini pemaparan #VisiMisi02 dan kemarin sudah penyampaian #VisiMisi01 adalah awal dari serunya #DebatPertama kita dalam sesi debat kamis besok. Demi kecerdasan publik. Amin. #YukNobarDebat2019," tulis Fahri Hamzah.

Sementara itu, dalam kicauan lainnya, Fahri Hamzah juga mengkritik pidato Prabowo hanya selang beberapa saat setelah Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya itu.

Fahri meminta maaf pada Prabowo.

Permintaan maaf itu disampaikannya karena menurut Fahri pidato Prabowo itu telah gagal menunjukkan pada publik bahwa dirinya adalah orang yang berbahaya.

"Maaf pak @prabowo,

Bapak gagal menunjukkan kepada publik dan rakyat Indonesia bahwa bapak berbahaya dan menakutkan, seperti keinginan musuh2 politik bapak," tulis Fahri Hamzah.''

Kicuan Fahri Hamzah soal pidato Prabowo Subianto (Capture Twitter)

5. Andi Arief

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief membahas soal janji-janji calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang disampaikannya dalam Pidato Kebangsaan bertajuk "Indonesia Menang".

Hal tersebut disampaikan Andi Arief melalui akun Twitter @AndiArief__, Selasa (15/1/2019).

Melalui kicauannya itu, Andi Arief membeberkan janji apa saja yang diucapkan oleh Prabowo.

 
Ia juga menyebutkan bahwa Prabowo memuliakan calon presiden petahana Joko Widodo ( Jokowi) karena tidak memaparkan pidato yang menyerang Jokowi secara pribadi.

"Pak SBY dan Seluruh Ketum Partai sudah mendengar sendiri janji Capres Pak Prabowo:

Menjaga keberagaman,

Menghargai Pemimpin Sebelumnya dari Soekarno hingga SBY,

Memuliakan Pak Jokowi dengan tidak ada satu patah kata pun dalam pidato yang menyerang Pribadi," tulisnya.

Dalam kicauan lainnya, Andi Arief mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menilai 97 persen janji Prabowo sangat mungkin untuk dilaksanakan.

Ia juga mengatakan bahwa kemungkinan Prabowo berbohong sangatlah kecil.

"Apakah Janji Capres Prabowo baik di bidang ekonomi, hukum dan politik bisa dilaksanakan?

Menurut SBY 97 persen janji sangat mungkin dilaksanakan bertahap. Sisa 3 persen butuh waktu panjang.

Sebagai Presiden jika terpilih kemungkinan Pak Prabowo berbohong nantinya kecil sekali," kicaunya.

Lebih lanjut, Andi Arief juga mengatakan bahwa kader dan simpatisan dari partai pengusung dan pendukung bertugas untuk memperjuangkan janji itu dapat terlaksana.

"Tugas kader dan sinpatisan Gerindra, Demokrat, PAN, PKS dan Berkarya perjuangkan janji Capres Pak Prabowo secara beratahap dilaksanakan.

Tugas mendesak Pak Prabowo jika terpilih menjaga Demokrasi, keberagaman, menaikkan daya beli dan Indonesia disegani di ASEAN dan Dunia," twit Andi Arief.

Baca: Poin-Poin Tanggapan Pengamat dan Pakar Soal Pidato Indonesia Menang Prabowo Subianto

Baca: Semalam, Gunung Merapi Gugurkan Lava 2 Kali, Status Masih Waspada

Baca: TERBARU Kasus Prostitusi Artis, Muncikari Baru hingga Hubungan dengan 2 Tersangka

 

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini