TRIBUNNEWS.COM - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memberikan informasi pantauan aktivitas terbaru Gunung Merapi.
Berdasarkan pantauan BPPTKG per 23-24 Januari 2019 pukul 12.00 WIB, 31 gempa guguran.
Gempa guguran per 23 Januari 2019 terjadi sebanyak 28 kali, sedangkan 3 gempa guguran terjadi 3 kali di 24 Januari 2019 hingga pukul 12.00 WIB.
Tiga gempa guguran tersebut terjadi dengan durasi 11-46 detik.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota di Indonesia Jumat 25 Januari 2019, Jakarta Pusat Berawan
Baca: Info BMKG: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Besok Jumat 25 Januari 2019, Siang Hari Hujan Lokal & Berawan
Secara visual asap solfatara teratasi berwarna putih, intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan ketinggian 50 m di atas puncak.
Aktivitas kegempaan yang terjadi pada Gunung Merapi yakni dua kali gempa tektonik.
Volume kubah lava 453.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 2.300 meter kubik per hari periode 16 Januari 2019.
Guguran lava pijar teramati satu kali terjadi dengan arah dominan ke Kali Gendol dengan jarak luncur 700 meter.
Guguran lava pijar terjadi selama 90 detik pada pukul 02.34 WIB.
Saat ini, Gunung Merapi masih berada pada status waspada (level 2) sejak 21 Mei 2018.
Berdasarkan laporan pengamatan guguran lava pijar Gunung Merapi per 19 Januari 2019 pukul 06.00 - 12.00 WIB, jumlah guguran sebanyak 11 kali.
Guguran terjadi dalam durasi 17 - 116 detik, arah dan jarak luncur tidak teramati karena tertutup kabut.
Maka dari itu, per 18 - 19 Januari 2019 pukul 12.00 WIB, guguran lava pijar tejadi sebanyak 39 kali.
Baca: Laporan Aktivitas Gunung Merapi 22-23 Januari 2019, Satu Kali Gempa Guguran Terjadi pada Rabu Siang
Atas kondisi tersebut, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat sekitar:
1. Masyarakat, khususnya yang berada di Kawasan Rawan Bencana III, diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi.
2. Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
3. Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segara ditinjau kembali.
5. Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah.
Atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No.15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
6. Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G. Merapi saat ini kepada masyarakat.
Baca: Aktivitas Terbaru Gunung Merapi per 22 Januari 2019, Guguran Lava Pijar Mengarah ke Kali Gendol
Berdasarkan Laporan Kebencanaan Geologi 14 Januari 2019 Gunung Merapi (2968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Berdasarkan pantauan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA), terakhir terkirim kode warna GREEN (hijau), terbit tanggal 3 Juni 2018 pukul 20.39 WIB.
Terkait dengan adanya aktivitas hembusan asap berwarna putih dengan ketinggian kolom asap setinggi 3768 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)