TRIBUNNEWS.COM - Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan perasaannya selama empat tahun menjadi Presiden RI selalu dihina, dimaki hingga direndahkan.
Jokowi menerangkan selama ini tidak menjawab isu-isu yang menghampirinya itu karena hanya ingin bekerja.
Kini, dirinya kembali menegaskan tak akan takut dan akan menjawab semua isu yang menyerangnya.
Demikian ia sampaikan saat memberi pengarahan dalam acara Deklarasi Sedulur Kayu dan Mebel untuk Jokowi di De Tjolomadoe Convention Hall, Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (3/2/2019).
Baca: Soal Pernyataan Menteri Pencetak Uang, Jokowi: Mungkin Belum Mengerti Masalah Ekonomi Makro
Di hadapan ribuan pengusaha mebel, Jokowi mengungkap rasa.
Berikut ini deretan pernyataan Jokowi yang mengaku selama 4 tahun dihina dirangkum Tribunnews.com dari TribunSolo.com.
1. Saatnya menjawab
Jokowi menumpahkan uneg-unegnya di hadapan orang-orang yang dulu pernah berkarya bersamanya saat masih menjadi pengusaha mebel.
Usai menyapa para eksportir mebel dalam pidatonya, capres yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin itu lantas menyapa tukang kayu, tukang amplas, operator mesin hingga tukang packing.
Namun setelah itu, Jokowi yang merupakan Presiden RI saat ini mengungkapkan jika sudah saatnya untuk menjawab karena selama empat tahun dihina, dimaki hingga direndahkan.
Baca: Jokowi Akui Peran Penting Penyuluh Pertanian
Bahkan lanjut dia, selama ini muncul semburan informasi tentang dirinya yang jelas-jelas kebohongan dan fitnah.
"Tapi sudah saatnya menjawab, jangan sampai dipikir saya sabar, dihina, dimaki-maki, dan direndahkan," ungkapnya.
2. 'Dipikir saya takut'
"Dipikir saya takut!," terang dia menegaskan dengan menaikkan suara.
Bagi mantan Gubernur DKI itu, tidak ada rasa takut sekecil apapun terhadap semburan fitnah yang muncul di mana-mana, terutama media sosial (medsos).
TONTON JUGA:
Jokowi membeberkan, dirinya sengaja tidak menjawab berbagai tuduhan fitnah karena ingin bekerja dengan baik.
"Saya hanya kerja, kerja pagi sampai pagi, pagi sampai malem, ya kerja saja," aku dia.
"Makanya sudah empat tahun ini saya tidak menjawab," jelasnya.
3. Balita PKI
Jokowi menyebut ada sejumlah isu miring yang dialamatkan kepada dirinya merupakan model teori propaganda ala Rusia.
Menurut Jokowi, sejumlah isu yang menyasar dirinya di antaranya terkait tuduhan 'Jokowi antek asing', 'Jokowi PKI' hingga 'Jokowi anti ulama dan Islam'.
Baca: 397 Alumni SMA 26 Jakarta Menyatakan Dukungan untuk Jokowi-Maruf
"Antek asing enggak mempan, timbul Jokowi PKI, logikanya kan enggak masuk, saya lahir 1961, PKI dibubarkan 1965/1966 saat umur saya 4 tahun, apa ada balita PKI," katanya disambut meriah ribuan pendukungnya saat Deklarasi Sedulur Kayu dan Mebel untuk Jokowi di De Tjolomadoe Convention Hall.
4. Anti ulama, anti Islam
"Terus ganti lagi anti ulama, anti islam, loh...loh..loh," aku dia tertegun saat acara yang juga dihadiri sejumlah tokoh nasional.
"Yang keluar masuk pondok pesantren setiap minggu siapa? Yang tanda tangan Perpres Hari Santri siapa? Sekarang wakil saya siapa?" lanjutnya.
5. 'Jangan dibalik-balik'
Jokowi yang saat ini menjadi Presiden RI itu melanjutkan, jika diungkapkan sehari semalam, isu-isu yang menerpa dirinya tidak akan rampung dibicarakan.
"Waktu tinggal dua bulan lagi, kita bekerja menyampaikan hal-hal yang benar," jelasnya.
"Sampaikan kepada teman-teman dan handai taulan, jangan dibalik-balik," terang dia menegaskan.
6. Konsultan asing
Pasalnya, lanjut dia, isu-isu yang tidak benar karena dibolak-balik tersebut seperti teori propaganda ala Rusia yakni dengan menyemburkan dusta, kebohongan hingga hoaks sebanyak-banyaknya sehingga membuat masyarakat menjadi ragu.
"Memang teorinya seperti itu, yang dipakai konsultan asing," ungkapnya.
Untuk itu pihak yang menghembuskan isu tersebut tidak memikirkan efek yang bisa membuat pecah belah terhadap rakyat.
Baca: Deklarasi JKSN di Kabupaten Batang, Khofifah Titip Hal ini kepada Jokowi-Maruf
"Ya enggak mikir memecah belah rakyat atau tidak, mengganggu ketenangan atau tidak, membuat rakyat takut atau tidak, kan enggak peduli," jelas dia.
"Yang dipakai konsultannya, konsultan asing!," terang dia menegaskan kembali.
(Tribunnews.com/Chrysnha/TribunSolo.com)