Berdasarkan data seismik, guguran terjadi sebanyak 13 kali denga durasi 24-145 detik.
Guguran lava teramati 11 kali terjadi dengan arah dominan tenggara ke Kali Gendol dan satu kali guguran mengarah ke tenggara dengan jarak luncur 50-1400 meter.
Baca: Gunung Merapi 13 Kali Keluarkan Lava
Baca: Merapi Kembali Semburkan Lava Pijar, Masyarakat Diminta Tenang dan Waspada
Kabar terjadinya guguran tersebut dibenarkan oleh Lasiman, seorang petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang.
"Iya benar, guguran lava pijar teramati dari CCTV," ujar Lasiman, Selasa (29/1/2019) mengutip Kompas.com.
Guguran lava pijar itu berdampak hujan abu yang melanda tiga desa di Boyolali, Jawa Tengah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, hujan abu terjadi di Desa Mriyan, Desa Cluntang, dan Desa Ringin Larik.
Tiga desa itu masuk wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.
Baca: Gunung Merapi Semburkan Lava Pijar, Tiga Desa di Boyolali Hujan Abu
Bambang mengungkapkan, hujan abu tersebut tidak sampai mengganggu jarak pandang karena hanya tipis.
"Kita lihat masih aman dan terkendali karena hujan abu hanya tipis," terang Bambang dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/1/2019) malam.
Baca: Selasa Malam Merapi Kembali Keluarkan Lava Pijar, Boyolali Hujan Abu Tipis
Baca: BREAKING NEWS: Gunung Merapi Keluarkan Lava Pijar Selasa Malam, Sejumlah Wilayah Dilanda Hujan Abu
Baca: Aktivitas Terbaru Gunung Merapi: Guguran Lava dengan Jarak Luncur Lebih Panjang, Waspadai Hujan Abu
Saat ini, Gunung Merapi berada pada status waspada (level 2) sejak 21 Mei 2018.
Atas kondisi tersebut, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat sekitar:
1. Masyarakat, khususnya yang berada di Kawasan Rawan Bencana III, diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi.
2. Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
3. Guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu.