TRIBUNNEWS.COM - Ledakan terjadi di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Kamis (14/2/2019) siang.
Saat kejadian, sebanyak 3 orang menjadi korban ledakan ini dan langsung dilarikan ke RSUD Leuwiliang.
Saat itu, satu orang dipastikan tewas dan dua orang kritis.
Namun, kemudian korban meninggal bertambah menjadi dua orang dan ini dijelaskan oleh Humas RSUD Leuwiliang, Bambang Sumantri, Kamis (14/2/2019).
Baca: Anak 10 Tahun Meninggal Karena Ledakan Granat
Berikuti ini tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta terkait meledaknya granat di Bogor yang dikutip dari Tribun Bogor pada Jumat (15/2/2019).
Simak selengkapnya di sini!
1. Kronologi kejadian
Benda yang meledak di Bogor tersbut diduga merupakan granat.
Hal ini dijelaskan oleh Kapolsek Cibungbulang, Kompol Agus Suyandi.
Ia menjelaskan bahwa granat ditemukan oleh para korban yang merupakan anak-anak saat bermain di area lapangan tembak Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang pada Minggu (10/2/2019).
"Yang meledak itu diduga bekas granat. Granat itu ditemukan korban saat main kemudian dibawa pulang ke rumah salah satu korban," kata Agus, Kamis (14/2/2019).
Lokasi temuan diduga granat berjarak sekitar 2 kilometer dengan lokasi kejadian.
Sebelum meledak, granat sempat ditemukan oleh orangtua korban kemudian dibuang.
"Ditemuin sama ibunya, dibuanglah benda itu ke belakang rumah. Ditemuin lagi sama anak-anak itu, dimain-mainin, lalu meledak," kata Agus.
Benda diduga granat tersebut meledak ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
2. Jenis granat yang meledak
Granat yang meledak tersebut ternyata bukan jenis granat nanas atau granat tangan.
Hal ini dijelaskan oleh Komandan Detasemen Peralatan (Dandenpal) Bogor, Letkol Asep Rahmatsyah.
Ia mengatakan benda tersebut merupakan granat pelontar atau granat GLM (grenade launcher mortir).
"Bentuknya seperti nanas, itu tidak benar. Benda yang meledak kemaren itu bukan granat tangan. Karena dari keterangan ibu korban bentuknya bukan seperti nanas," kata Asep kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (15/2/2019).
Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan sisa-sisa serpihan benda itu dan tidak mengarah ke ciri-ciri granat tangan.
"Untuk kekuatan daya ledaknya bisa sebut kategori mematikan sekitar 10 - 15 meter," kata Asep.
Ia menjelaskan bahwa daya ledakan granat ini hanya untuk melukai personel dan tidak diperuntukan untuk merusak bangunan.
Namun, granat pelontar ini sampai sekarang masih dugaan sementara dan pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Ini tetep masuk kategori granat tapi mungkin beda dalam cara penggunaanya. Kalau jenis ini menggunakan senjata pelontar, jadi tidak dilontarkan manual dengan tangan. Ini dugaan sementara. Selanjutnya akan kami telusuri lagi lebih spesifik supaya bisa kami simpulkan amunisi jenis apa yang kemarin itu," ungkapnya.
3. Sempat dikira onderdil
Abdul Majid (45) tidak bisa menutup kesedihannya saat menceritakan bagamana ia menemukan putranya, Muhammad Mubarok (10) tewas setelah terkena ledakan diduga granat pelontar.
Ia mengaku kaget karena tidak tahu apa yang terjadi pada putranya.
Ia hanya menemukan anaknya dan teman-temannya tergeletak bersimbah darah setelah mendengar ledakan keras.
"Awalnya saya gak tahu, kenapa ini anak-anak udah tergeletak, bingung saya udah gitu anak saya udah gak keliatan mukanya," kata Abdul, Jumat (15/2/2019).
Kemudian ia mengaku mendapat informasi dari pihak rumah sakit bahwa ada bahan peledak ditemukan di tubuh anaknya.
Hal ini mengingatkannya pada informasi dari warga lain bahwa putranya menemukan benda asing dari lapangan tembak militer sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian.
Ia mengaku bahwa benda tersebut berbentuk seperti bekas deodoran namun Abdul mengira hanya bekas onderdil kendaraan.
Serta pada beberapa hari ke belakang memang ada di rumah namun istrinya punya firasat dan ketakutan terhadap benda tersebut.
"Ibu juga udah takut gitu, udah di simpen diumpetin karena takut, barang asing. Dibuang, cuman saya gak tahu dibuangnya. Udah di plastik sama sampah. Itu udah mau dibakar ama saya, kok berat dibuka oh, saya curiganya bukan barang peledak, curiganya onderdil. Saya lempar aja gitu, tapi gak meledak. Terus anak saya kan suka ke belakang rumah, dia pungut lagi," ungkapnya.
4. Kondisi lokasi granat
Lokasi meledaknya granat sampai sekarang masih diberi garis polisi.
Lokasi ledakan berada di kawasan permukiman warga.
Tepat di pinggir rumah seorang korban dan di pinggir perkebunan singkong.
Di dasar tempat kejadian yang berlapis tembok terdapat lubang kecil.
Baca: Granat Jerman Peninggalan Perang Dunia I Ditemukan Dalam Kapal Pengiriman Kentang
Dan bekas cipratan diduga darah korban terpantau menyebar ke berbagai daerah.
Bahkan menyebar ke dinding tembok rumah danjuga atap rumah yang ada di dekatnya.
Sampai saat ini para petugas dari beberapa unsur seperti polisi, TNI dan Pemerintah setempat masih berdatangan ke lokasi kejadian.
(Tribunnews.com/Tribun Bogor/Natalia Bulan R P)