Gunung Bromo Erupsi, Penjelasan PVMBG hingga Berikut Catatan Erupsinya Sejak Tahun 1972
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Bromo dilaporkan kembali alami erupsi pada hari ini, Selasa (19/2/2019) pagi.
Dikutip Tribunnews dari Informasi Gunung Bromo erupsi yang dibagikan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) lewat situs resmi mereka.
Terkait dengan hal tersebut, mengutip dari Tribun Bali, PVMBG memberikan penjelasannya.
"Tinggi kolom abu teramati 600 meter di atas puncak ( 2.929 meter di atas permukaan laut)," ungkap Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani.
Baca: Gempa Hari Ini - Gempa Bumi Landa Malang, BMKG Beri Penjelasan Terkait Gempa 5.9 M Tersebut
PVMBG mencatat, kolom abu teramati berwarna putih hingga coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal condong ke arah barat dan barat daya.
"Berdasarkan rekaman dari seismograf di pos pemantau, gempa hembusan terekam berupa tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5-1mm dominan 1mm," imbuhnya.
Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Bromo masih berada di Level II (WASPADA).
PVMBG mengimbau kepada masyarakat sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki agar tidak memasuki kawasan kawah aktif Gunung Bromo dalam radius 1 kilo meter.
Baca: Gempa Malang Hari Ini - BMKG Catat Gempa 5,9 Magnitudo, BPBD Jatim Informasikan 2 Gempa Susulan
SEJARAH LETUSAN
Mengutip dari situs resmi PVMBG, Berdasarkan catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Gunungapi Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804.
Erupsinya dapat berlangsung pendek yaitu beberapa hari saja (contoh : 12 - 14 Juni 1860) tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus.
Daur erupsi Gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun.
Berikut ini daftar Letusan Gunung Bromo Sejak tahun 1972
1. Tahun 1972:
26 Januari,diawali dengan terdengarnya suara gemuruh dari dalam bumi, kemudian disusul oleh munculnya tiang asap yang warnanya agak gelap. Hujan terus menerus dari 26 Januari - 13 Pebruari, selanjutnya hujan abu turun kadang-kadang saja.
Baca: Info BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Hari Ini & Besok, Waspada Angin Kencang
2.Tahun 1980:
Hembusan asap selama 1 - 2 hari saja, kemudian diikuti oleh suara dentuman dan lemparan material gunungapi pijar ke udara.
Kegiatan terus meningkat sampai pada tanggal 21 Juni 1980 yang merupakan puncak kegiatan berupa letusan-letusan kecil terus berlangsung, setiap menit terjadi 2 - 3 kali letusan.
Letusan besar terjadi pada selang waktu setiap 2 - 3 menit yang menyemburkan abu, pasir dan bongkah lava bergaris tengah 1 - 1,7 meter, tersebar di sekitar bibir kawah bagian luar.
Penyebaran abu ke arah Barat laut sejauh lebih kurang 5 kilometer di daerah kampung Tosari.
Lemparan material bergaris tengah 10 - 25 cm mencapai jarak lebih kurang 1.700 meter di kaki G. Batok.
Pada tanggal 11 - 14 Juli terjadi peningkatan lagi berupa semburan asap berwarna hitam setinggi lebih kurang 800 - 1.500 meter di atas kawah.
Hujan abu terjadi di daerah Ngadisari yang berjarak lebih kurang 5 kilometer dari kawah.
Pada tanggal 24 Juli terlihat pertumbuhan sumbat lava di dasar kawah.
Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat 4 Kali Gempa Bumi Landa Sejumlah Wilayah Indonesia hingga Siang Ini
3. Tahun 1984:
12 - 31 Mei, terjadi peningkatan kegiatan G. Bromo berupa letusan disertai suara dentuman.
Asap putih tebal keabu-abuan setinggi lebih kurang 500 - 1.000 meter di atas puncak G. Bromo.
Titik letusan diperkirakan di dasar kawah bagian Utara dengan lobang letusan berdiameter lebih kurang 7 meter.
4.Tahun 1995
9 Maret, terjadi letusan asap disertai hujan abu dengan ketinggian asap berkisar 80 - 250 meter di atas puncak.
Penyebaran abu halus mencapai jarak lebih kurang 20 kilometer terutama ke arah tenggara sesuai dengan arah angin mengakibatkan lebih kurang 1.000 hektar perkebunan rusak, kegiatan ini masih berlangsung sampai pada bulan Mei.
Setelah beristirahat lebih kurang 3,5 bulan, pada tanggal 9 September, G. Bromo kembali menunjukkan peningkatan kegiatan berupa hembusan asap disertai abu setinggi lebih kurang 70 meter.
Kegiatan hembusan ini makin meningkat dan mencapai puncaknya pada tanggal 25 September dengan ketinggian asap mencapai 700 meter di atas puncak.
Gempa hembusan terjadi terus menerus dan diselingi oleh gempa letusan dengan amplitudo maksimum mencapai 51 mm.
Kegiatan ini berangsur-angsur menurun dan berakhir pada bulan Desember.
5.Tahun 2000:
29 November terjadi erupsi abu berlangsung menerus hingga bulan Januari 2001.
Ketinggian abu mencapai 800 meter dari K. Bromo mengarah ke utara.
6.Tahun 2004:
Letusan terjadi tanggal 8 juni 2004 pukul 15.26 WIB, dimana terjadi letusan freatik secara tiba-tiba tanpa diawali kemunculan gempa vulkanik A dengan jumlah yang signifikan.
Material letusan berupa lontaran abu dan batu dengan ketinggian tiang letusan mencapai 3000 m dari bibir kawah.
Lontaran batu berjatuhan disekitar bibir kawah dengan radius kurang dair 300 m.
Letusan berlangsung singkat selama 20 menit.
Pukul 16.05 WIB secara visual tanpak asap putih kelabu tekanan lemah.
Dengan ketinggian kolom asap berkisar antara 10 hingga 25 m dari bibir kawah.
Tanggal 9 juni 2004 pukul 02.00 - 05.00 WIB peralatan seismograf masih mencatat gempa-gempa hembusan dengan amplituda semakin melemah dan berada di sekitar 3 mm.
Akibat letusan ini 2 orang meninggal dunia dan 5 orang luka-luka.
7.Tahun 2010:
Tanggal 8 November sekitar pukul 2 siang, teramati perubahan asap G. Bromo dari yang sebelumnya berwarna putih tebal menjadi abu-abu.
Satu jam berselang terekam gempa-gempa vulkanik yang semakin meningkat jumlahnya.
Gempa Vulkanik Dalam (A) hingga tanggal 20 November terekam sebanyak 76 kejadian sedangkan gempa Vulkanik Tanggal 20 November pukul 05 pagi terjadi letusan eksplosif dari kawah G. Bromo berwarna coklat dengan ketinggian 200-250 meter dari bibir kawah berlangsung sekitar 30 menit.
Tanggal 23 November pukul 05 pagi, kembali letusan terjadi dari kawah G. Bromo dengan tinggi mencapai 400 meter.
Pada pukul 8 08:00, status G. Bromo dinaikkan ke Siaga/level III.
Tremor vulkanik semakin membesar hingga mencapai 30 mm dan sore hari sekitar pukul 2 siang letusan lebih besar terjadi dengan ketinggian asap sekitar 400-800 meter, kemudian pada pukul 15:30 aktivitas vulkanik G. Bromo sehingga status dinaikkan menjadi Awas/level IV.
Tanggal 25-29 November letusan menerus dengan tinggi asap 400-800 dan berwarna kelabu coklat. Berarah barat-barat daya
Tanggal 6 Desember pukul 12:45, status Awas diturunkan menjadi Siaga setelah dilakukan evaluasi aktivitas vulkanik G. Bromo yang memperlihatkan intensitas letusan menerus yang mulai menurun.
Tanggal 13 Desember, erupsi abu kembali meningkat kembali. Amplituda maksimum tremor meningkat dari rata-rata 5 mm menjadi 15 mm.. Tanggal 19 Desember, erupsi diiringi dengan 2 kali sura dentuman terjadi pada pukul 10:17 dan 11:27. Erupsi terus berlangsung hingga saat ini (April 2011)
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)