TRIBUNNEWS - Soal Debat Kedua Capres 2019, Fadli Zon sebut Jokowi berada di awang-awang sedangkan Prabowo down to Earth atau membumi.
Indonesia Lawyers Club (ILC) yang digelar TV One, Selasa (19/2/2019) mengusung tema 'Debat Kedua Capres: Benarkah Jokowi di Atas Angin?'.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai pernyataan dalam tema tersebut, 'Debat Kedua Capres: Benarkah Jokowi di Atas Angin?' adalah tidak benar.
"Yang benar itu adalah Pak Jokowi di awang-awang, sementara Pak Prabowo down to Earth (membumi)," ujarnya.
"Karena yang disampaikannya tidak berdasarkan realitas, banyak data yang bodong dan ngawur, makanya saya sebut di awang-awang, makanya banyak masyarakat langsung bereaksi terkait data tersebut," ujarnya.
Baca: Soal Istilah Unicorn yang Disinggung di Debat Pilpres, Fadli Zon Sebut Prabowo Koreksi Ejaan Jokowi
Fadli Zon mengkritik data Jokowi soal import jagung, beras dan konflik agraria.
Ia menyinggung pernyataan Jokowi yang menyebut bahwa angka inpor jagung sebesar 180 ribu ton yang sebenarnya 737.228 ton.
Kata Fadli, impor beras tahun 2018 mencapai 2 juta ton bahkan saat petani mau melakukan panen.
Berikutnya Fadli Zon menyinggung soal data konflik agraria yang Jokowi sebut tak terjadi selama 4 tahun.
Berdasarkan data dari Konsorsium Agraria, jumlah konflik agraria dalam masa pemerintahan Jokowi jauh lebih besar dari masa 10 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Data tersebut menyebutkan selama 10 tahun pemerintahan SBY konflik agraria yang terjadi adalah sebanyak 1391, sedangkan masa Jokowi sebanyak 1769 kasus.
Perbedaan data dan pernyataan yang disampaikan dalam debat kedua Pilpres 2019 kemarin, Fadli Zon menilainya sebagai sebuah kebohongan besar.
Fadli Zon mengatakan bahwa seorang petahana yang juga merupakan calon presiden tidak boleh mengelurkan data yang sama sekali tidak tepat.
Baca: Karni Ilyas Sebut Jawaban Prabowo Bingung soal Unicorn, Komentar Fadli Zon Bikin Budiman Tertawa
Tak hanya data tersebut di atas, Fadli Zon juga menyinggung soal produksi sawit disampaikan Jokowi sebanyak 40 juta ton, sementara gabungan penguasaha kelapa sawit menyebut jumlah 42 juta ton.