News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

6 Fakta Hasil Survei Puskaptis: Prabowo 47,59% vs Jokowi 45,37% hingga Sebut Bukan Survei Bayaran

Penulis: Sri Juliati
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Enam fakta soal hasil survei dari lembaga Puskaptis terkait elektabilitas Jokowi vs Prabowo. Di survei Puskaptis, Prabowo unggul tipis dari Jokowi.

Berikut enam fakta soal hasil survei dari lembaga Puskaptis terkait elektabilitas Jokowi vs Prabowo. Di survei Puskaptis, Prabowo unggul tipis dari Jokowi.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah lima fakta soal hasil survei elektabilitas Jokowi vs Prabowo versi lembaga Puskaptis.

Lembaga Survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) mengeluarkan hasil survei elektabilitas terbaru Joko Widodo (Jokowi) vs Prabowo Subianto, Senin (8/4/2019).

Menurut Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yasid, calon presiden nomor urut 02, Prabowo unggul tipis dari rivalnya, Jokowi.

Prabowo unggul tipis dengan angka 47,59 persen, sedangkan Jokowi mendapat suara 45,37 persen.

Baca: Respons Maruf Amin Sikapi Hasil Survei Puskaptis yang Menyatakan Prabowo-Sandiaga Unggul

Baca: Puskaptis Tegaskan Mereka Bekerja Profesional, Hasil Surveinya Tidak Bayaran

Hasil survei Puskaptis tersebut tentu berbeda dengan lembaga-lembaga yang telah merilis survei sebelumnya.

Di beberapa lembaga survei, Jokowi selalu unggul dari Prabowo, tentu dengan jumlah angka dan selisih yang berbeda.

Dirangkum Tribunnews.com, berikut enam fakta soal hasil survei Puskaptis:

1. Prabowo unggul

Berbeda dari lembaga survei lain, di survei Puskaptis, Prabowo unggul dari Jokowi, meski dengan selisih yang cukup tipis.

Prabowo-Sandi unggul dengan angka 47,59 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf mendapat suara 45,37 persen.

Baca: Survei Puskaptis : Elektabilitas Prabowo 47,59 Persen, Jokowi 45,37 Persen

2. Prabowo berpeluang menang

Dengan keunggulan serta selisih yang begitu tipis, Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yasid menyebut, Prabowo-Sandi berpeluang besar menang dan maju menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024.

"Perbedaan tingkat elektabilitas yang ketat ini dapat disimpulkan kedua pasangan punya peluang yang sama dalam memenangkan pertarungan."

"Namun dengan dengan keunggulan 2,14 persen, Prabowo-Sandiaga, berpeluang besar menangkan pertarungan di 17 April 2019," ucap Husin.

Baca: Hasil Survei Puskaptis: Prabowo-Sandi Berpeluang Besar Ungguli Jokowi - Maruf pada 17 April 2019

3. Alasan Prabowo unggul

Husin menjelaskan berbagai alasan publik terkait unggulnya elektabilitas Prabowo dari Jokowi.

Di antaranya, publik menginginkan perubahan dan presiden baru.

"Sosok keduanya dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini serta memiliki karakter tegas dan berwibawa," katanya.

Meski demikian, dari hasil survei yang sama menunjukkan, 50 persen masyarakat puas terhadap citra kepemimpinan Jokowi.

Baca: Puskaptis Rilis Hasil Survei Perolehan Suara Jokowi-Prabowo

4. Prabowo kuasai lima provinsi di Jawa

Masih dari hasil survei Puskaptis menyatakan, Prabowo akan menguasai lima provinsi di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, serta Jawa Timur.

DKI Jakarta, keunggulan pasangan nomor urut 02 berada di angka 57,55 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf 41,27 persen.

Lalu Jawa Barat, Prabowo-Sandi memperoleh suara sebesar 56,58 persen dan pasangan petahana 38,33 persen.

Wilayah Banten, Prabowo-Sandi 56,43 persen dan Jokowi-Maaruf 38,12 persen.

Diperkuat pula di Daerah Istimewa Yogyakarta, pasangan berjargon Adil dan Makmur ini mendapat 53,55 persen, sedangkan Jokowi-Maaruf 43,84 persen.

Kemudian, menang di basis NU yakni Jawa Timur, Prabowo-Sandi unggul tipis 51,23 persen dari Jokowi - Maaruf yang mendapat suara sebesar 47,19 persen.

"Sosok Prabowo-Sandiaga dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini serta memiliki karakter tegas dan berwibawa," kata Husin.

Baca: Hasil Survei Puskaptis Unggulkan Prabowo-Sandi dan Kuasai 5 Provinsi di Jawa

5. Pelaksanaan survei dan metodologi

Husin bilang, jumlah responden yang dilibatkan dalam survei Puskaptis sebanyak 2.100 orang dan berusia 17 tahun atau di atasnya dan telah menikah.

Mereka tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dan margin error kurang lebih 2,4 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

6. Bukan survei bayaran

Hasil survei yang dirilis Puskaptis memang berbeda dengan survei lembaga survei di mana banyak yang mengunggulkan Jokowi.

Hal ini dipertanyakan beberapa kalangan hingga menuding hasil survei Puskaptis kurang akurat.

Husin pun membantah tudingan tersebut dengan mengatakan, metodelogi yang digunakan surveinya telah sesuai kaidah ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Bisa saya jawab secara ilmiah juga, itu secara metodologi, lalu penyebaran wilayah, survei karakteristik pemilih, dari umur, tingkat pendidikan agama dan sebagainya jadi sudah memenuhi kaidah ilmiah," ujar dia.

Husin membantah, surveinya dibayar oleh kelompok tertentu untuk memenangkan satu pasangan calon.

"Persepsi masyarakat kepada kita itu ya silakan, tapi kami sebagai lembaga survei kita independen," ucapnya.

Baca: Puskaptis Tegaskan Mereka Bekerja Profesional, Hasil Surveinya Tidak Bayaran

Menarik jauh ke belakang, pada Pemilu 2014 lalu, Puskaptis merupakan satu dari tiga lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta Rajasa lewat perhitungan cepat Pemilu 2014.

Padahal hasil lembaga survei lain serta hasil real count KPU menunjukkan kemenangan bagi Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Selain Puskaptis, tiga lembaga survei lain yang mendapatkan hasil kemenangan bagi Prabowo-Hatta adalah Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.

Dalam hitung cepat versi Puskaptis, Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa unggul dengan 52,05 persen, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla mendapat 47,95.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini