TRIBUNNEWS.COM - Musisi sekaligus aktivis, Melanie Subono memberikan imbauannya untuk mendukung kasus pengeroyokan yang dialami oleh siswi SMP di Pontianak baru-baru ini.
Semenjak kasus ini muncul, banyak dukungan yang diberikan dari berbagai kalangan masyarakat bahkan para artis-artis pun turut turun tangan.
Mulai dari mantan YouTuber Reza Oktovian yang mengunggah video dirinya tengah melakukan video call dengan sang korban, kemudian Ifan Seventeen, Awkarin, hingga Atta Halilintar yang menjenguk ke korban di Pontianak.
Namun, imbauan yang diberikan oleh Melanie Subono berbeda dari tindakan artis-artis lainnya.
Menurutnya, semakin banyak orang yang mem-blow up sosok korban, akan semakin banyak pula orang-orang yang nantinya akan mencari tahu tentang korban dan nantinya akan mengganggu privasi korban.
Baca: Hotman Paris Sebut Pelaku Pengeroyokan Audrey Bisa Ditahan dan Diadili meski Dibawah Umur
Baca: Hotman Paris Akan Sumbangkan Honornya untuk Siswi Korban Penganiayaan di Pontianak
Hal ini disampaikan Melanie Subono melalui video yang ia unggah di akun Instagram pribadinya @melaniesubono pada Rabu (10/4/2019).
"Dengerin 3 Video ini ... Karna gw ga mau audrey jadi tontonan tetangga , bahan video call artis dengan akun dibuka, bahan konten artis geledek yang lagi otw kesana, Karna TERLALU SERING GUE LIAT KORBAN akhirnya jadi PELAKU suatu hari karna blow up gak bertanggung jawab ........ :
Tidak posting poster yang sama bukan berarti tidak mengawal kasus .... Sementara waktu, sudahkah kalian STOP bullying di tetangga kalian? atau masihkah kalian terlibat produksi sinetron dll yang juga nayangin Bully?? Pernah di bayangkan rasanya jadi Audrey yang jadi tontonan sekarang ini ? :
Proses sedang berjalan dan gue mengawal Gue pun meminta beberapa media online post 3 video pesan ini ttg apa yang perlu dilakukan , entah yang mana yang mau karna tidak mengandung unsur drama" tulis Melanie di keterangan videonya.
Ia menyampaikan bahwa dirinya dianggap tidak ikut mendukung korban karena ia sama sekali tidak mengunggah apapun mengenai kasus ini di media sosialnya.
Melalui videonya ini, Melanie mengaku bahwa dirinya tidak ingin memberikan ide kepada orang lain tentang bagaimana caranya merundung atau mem-bully orang.
Terlebih pelaku dan korban adalah masih di bawah umur yang di mana masih menjadi tanggung jawab para orangtua.
"Menurut gue yang sekarang harus dilakukan orangtua anaknya adalah mengambil handphonenya, anak itu harus mendapatkan sanksi, orangtua harus meng-grounded, orangtua pelaku harus bertanggung jawab atas biaya medis dan psikologis yang diakibatkan anaknya sembari proses hukum berjalan," jelas Melanie.
Melanie juga berpendapat bahwa tidak ada gunanya menghibur atau video call korban tapi terus-terusan menyebut nama korban atau akun media sosialnya.
"Kamu tahu nggak? Kita hidup di negara dengan orang-orang yang sangat kepo, mereka akan cari tahu kalau perlu sampai di depan rumahnya Audrey untuk nge-videoin Audrey seperti apa,"
"Bayangkan bagaimana menjadi seorang Audrey saat ini seperti apa," tambahnya.
Melanie juga mengungkapkan apa yang bisa dilakukan masyarakat saat ini untuk mendukung korban dan mengawal kasus ini tanpa mengekspos nama korban.
"Ini terjadi setiap hari di sekitar kita, gue yakin dari keluarga kita, saudara kita, temen kita, atau orang nggak kenal di jalan ada yang di-bully, ada yang di-harass dan di-assaut, menurut suarakan kampanye-kampanye anti bully-ing itu,"
Baca: Inilah 2 Lokasi Penganiayaan Audrey yang Dilakukan Oleh 12 Siswi SMA di Pontianak
Baca: Tanggapi Kasus Pengeroyokan Audrey, Ini Pengakuan Sarwendah Pernah Dipukulin Saat Sekolah
"Sanksi akan berjalan, proses akan berjalan, tapi jangan memberikan kepuasan kepada pelaku dengan mem-blow up kasus ini dan jangan lagi memberi tekanan kepada korban dengan mem-blow up kasus ini,"
"Lo bisa menjadi duta-duta anti bullying, anti kekerasan, anti apapun itu di lingkungan sekitar lo," jelas Melanie.
Untuk saat ini, menurut Melanie hukuman yang perlu diberikan kepada pelaku adalah hukuman yang diberikan oleh keluarga.
"Karena gue tidak bisa membayangkan ketika perempuan, masuk penjara umur segitu, nanti keluarnya akan menjadi seperti apa," jelasnya.
Menurut Melanie, pelaku juga harus diberikan konseling psikologis, karena diduga ada yang salah dengan psikologis dari para pelaku tersebut termasuk orangtua dan keluarganya.
Maka dari itu, Melanie mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi korban terlebih dahulu agar menjadi tenang.
"Bisakah kalian meninggalkan Audrey sendirian? Tidak perlu, bahkan dari pihak keluarga atau orang terdekatnya sampai foto dia di kursi roda, segala macam bisa keluar itu kalau bukan dari orang terdekatnya, ya kan?"
"Yang dia butuhkan saat ini adalah support dengan tenang, give her that. Tunjukkan bahwa kita manusia lebih beradab dan jangan melakukan kegilaan medsos seperti kepada pelaku-pelaku, stop bullying!" tutup Melanie.
Simak video selengkapnya di sini!
Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMP di Pontianak berinisial Au (14) dikeroyok oleh belasan murid SMA.
Wakil Ketua Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, Tumbur Manalu dalam konferensi pers mengatakan bahwa kejadian ini sudah terjadi pada dua minggu yang lalu.
"Kejadian dua minggu lalu, Jumat (29/3/2019) namun baru dilaporkan pada orangtuanya, hari Jumat (5/4) ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan, kemudian kita dari KPPAD langsung menerima pengaduan," ucap Manalu saat memberikan keterangan di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019).
(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)