News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Film Sang Kiai

Akting Menyiksa KH Hasyim Asyari Bikin Aktor Ini Takut Dibenci Penonton

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Film Sang Kiai

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang S Prabowo

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Dalam film berjudul 'Sang Kiai' yang mengangkat tokoh pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari, aktor Dimas Shimada berperan sebagai komandan Kempeitai yang memimpin tentara Jepang saat melakukan invasi ke Surabaya.

Film tersebut menampilkan sebuah adegan dimana komandan Kempeitai itu harus menyiksa KH Hasyim Asy'ari dengan memukul-mukul tangan pimpinan pesantren Tebuireng tersebut hingga berdarah-darah agar mau menandatangani surat yang disodorkan Jepang.

Dimas pun mengakui kalau adegan tersebut adalah adegan terberat yang harus dijalaninya.

"Tantangan terberat saya saat melakukan adegan penyiksaan pada Hasyim Asy'ari. Masyarakat Indonesia akan benci sama saya atau tidak, saya enggak tahu. Tapi itu yang terberat," kata Dimas saat jumpa pers di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2013) malam.

"Hasyim Asy'ari tokoh besar, saya siksa, bagaimana orang Indonesia melihat saya? Saya sebenarnya agak takut. Karena walaupun hanya film, tapi menyiksa tokoh besar. Bung Karno saja bertanya pada beliau apakah hukumnya membela negara dan membela agama. Tapi saya yang siksa dan pukul tangannya," lanjutnya.

Dimas yang merupakan lulusan sastra Jepang dari Intercultural Institute of Japan juga menjelaskan pasukan yang dipimpinnya dalam film tersebut adalah pasukan khusus kekaisaran Jepang. Menurutnya dalam berperang, Jepang juga mempunyai prinsip jika pasukannya mati satu maka lawan harus mati banyak.

"Pesawat tempur Jepang jika sudah tertembak, diarahkan ke lawannya. Mereka punya prinsip, kami mati satu tapi kalian mati banyak," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini