Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinda Kanya Dewi mengetahui kapasitasnya. Ia bukan aktivis HAM seperti almarhum Munir, yang lantang menyuarakan protes mengenai kemanusiaan, tentang orang hilang, dan ketidakadilan.
Ia tidak terlibat dalam demonstrasi turun ke jalan-jalan atau berorasi dengan suara lantang bernada protes terhadap hal-hal yang bertentangan dengan ketidakadilan.
"Saya tahu batasan saya itu apa. Mungkin cara yang saya lakukan enggak se-ekstrem teman-teman lakukan. Banyak aktivis yang melakukannya lebih berani," ucapnya, saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat.
Tapi, ia menolak disebut sebagai penakut. "Kalau dibilang penakut, saya enggak takut," lanjut bintang sinetron "Cinta Fitri tersebut.
Yang ia bisa lakukan sekarang untuk mendukung tegaknya HAM adalah dengan bergabung bersama gerakan Barisan Pengingat. Ia juga ambil bagian dalam acara Run To Remember yang digagas oleh gerakan tersebut.
Adapun acara itu akan dilangsungkan pada pukul tujuh pagi, 2 Februari 2014. Peserta akan berlari sejauh 5 kilometer. Mereka start berlari dari halte Glora Bung Karno (GBK), Senayan. Mereka kemudian melewati rute Jalan Imam Bonjol.
Dalam acara itu siapa saja boleh ikut berpartisipasi. Dinda nantinya juga akan membacakan Piagam Deklarasi Barisan Pengingat. Ia merasa punya tanggung jawab menyegarkan ingatan masyarakat bahwa ketidakadilan itu masih ada.