News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Now Playing

Captain America: The Winter Soldier, Pemimpin Idealias Nyatanya Super Tengik!

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Captain America: The Winter Soldier

TRIBUNNEWS.COM - Betapa gelisah ketika diri dibuat gamang membedakan yang benar dan yang salah. Segala sesuatu yang terlihat benar ternyata bisa saja salah. Seorang pemimpin yang terlihat idealis ternyata bisa saja super tengik. Bagaimanapun, kebusukan tak akan pernah kuat mendustai nurani.

Begitulah gugatan dalam bangunan drama pada film sarat aksi, Captain America: The Winter Soldier. Kekayaan permainan efek dan aksi laga berkelindan solid dalam bangunan drama yang diwarnai gugatan. Apakah upaya yang diklaim demi menegakkan perdamaian dunia merupakan upaya yang sejati bagi perdamaian itu sendiri? Sebuah gugatan yang masih relevan dengan tatanan dunia saat ini.

Film produksi Marvel Studios ini merupakan sekuel dari Captain America: The First Avenger (2011). Captain America: The Winter Soldier digarap dua sutradara, Anthony Russo dan Joe Russo. Lakon heroisme ala Amerika tentu saja tak kunjung basi di pasaran global karena manusia akan selalu merindukan sosok pahlawan. Film ini berbasis pada karakter dalam cerita komik Captain America ciptaan Joe Simon dan Jack Kirby tahun 1941.

Steve Rogers (Chris Evans), sang Captain America, masih berusaha beradaptasi dengan kehidupan modern di kota Washington DC. Veteran Perang Dunia II ini sebelumnya membeku selama 70 tahun sejak kecelakaan yang menimpanya pada masa perang tahun 1942. Rogers merupakan manusia unggul dengan kekuatan super hasil eksperimen pada masa perang.

Rogers kini menjalani kehidupan modern yang penuh muslihat. Dia mulai resah dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kegamangannya itu tidak terlepas dari pekerjaan yang dilakoninya di Shield, sebuah organisasi intelijen bergengsi yang tugas utamanya menjaga keamanan dan memelihara perdamaian.

Plot di awal film menggambarkan aksi Rogers bersama rekannya, Natasha Romanoff alias Black Widow (Scarlett Johansson), dalam operasi penyelamatan para sandera di kapal milik Shield yang dibajak kawanan teroris. Dari operasi tersebut, Rogers baru menyadari betapa dalam sebuah operasi setiap agen yang terlibat bisa saja mengemban tugas tersembunyi tersendiri yang tidak saling diketahui oleh agen-agen lainnya.

Begitulah memang lazimnya diseminasi informasi dalam komunitas intelijen. Keping-keping informasi terkait sebuah operasi bisa saja dikelola dalam sistem sel terputus. Apa yang diketahui agen Natasha, misalnya, bisa saja tidak diketahui Rogers. Begitu pula sebaliknya sekalipun mereka dalam satu operasi yang sama.

Penjahat Vs penjahat

Namun, Rogers merasa tidak nyaman dengan cara permainan seperti itu. Dia lantas menggugatnya ke Direktur Shield, Nick Fury (Samuel L Jackson). Rogers kemudian baru mengetahui bahwa sebuah operasi yang dinamai Insight tengah dalam pengembangan, yakni peluncuran hellicarrier yang terhubung dengan satelit mata-mata. Operasi ini diklaim sebagai upaya preventif untuk mengatasi ancaman keamanan terhadap umat manusia.

Rogers menganggap cara tersebut justru mengancam kebebasan dan privasi warga dunia. Dia mempertanyakan apakah sebuah tindakan melindungi keselamatan manusia harus dibayar dengan hilangnya kebebasan dan privasi.

Di tengah gugatannya itu, Rogers sebenarnya sudah di ambang pengetahuan tentang keberadaan entitas rahasia di dalam organisasi tempatnya bernaung. Sosok Winter Soldier yang misterius tiba-tiba muncul mengancam keselamatannya. Siapa dia?

Kepada siapa pula sebenarnya pengabdian Captain America saat ini? Benarkah dirinya pahlawan bagi umat manusia? Siapakah kawan dan siapakah lawan yang sebenarnya? Bagaimana mungkin kita menyorongkan senjata kepada umat manusia dan mengklaim kita tengah melindungi mereka?

Gugatan-gugatan dalam Captain America: The Winter Soldier terdengar tak asing dengan kondisi tatanan dunia saat ini. Terminologi perdamaian boleh jadi sekadar menjadi permen yang ditawarkan di arena internasional. Permen pemanis untuk memuluskan hasrat sesungguhnya, yakni kekuasaan yang absolut.

Plot dalam Captain America: The Winter Soldier setidaknya menyentil wajah dunia pasca peristiwa serangan teroris 9/11 ketika berbagai operasi agresif dan destruktif ditegakkan Amerika Serikat dengan dalih menjaga keamanan dan memberantas terorisme.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini