TRIBUNNEWS.COM - Di luar Stadion GBK juga banyak orangtua yang menunggui anaknya. Mereka memilih tidak ikut masuk ke dalam lokasi konser.
"Anak saya bersama teman-temannya di dalam, saya menunggu di sini saja. Sayang (jika) duitnya untuk beli tiket," tutur Rachmat.
Dengan sepeda motor, dia memboncengkan anaknya dari Depok ke Stadion GBK. Malam itu ia menunggu bersama orangtua teman-teman anaknya.
"Kami barengan naik motor dari rumah masing-masing. Janjian ketemu di Sudirman," tutur Rachmat.
Antusiasme remaja menonton One Direction ikut merepotkan para guru di sekolah. Ketika hari menjelang konser mulai dekat, para guru mulai sibuk membuat kegiatan di sekolah supaya anak didik mereka tidak membolos sekolah demi datang lebih awal ke GBK.
"Guru di sekolah anak saya tiba-tiba membuat kelas drama yang wajib dihadiri murid. Itu pelajaran dijadwalkan pada jam pertama, tetapi sampai jam 11 kelas drama belum mulai," ungkap Titik. Dia pun lantas mengirim pesan kepada guru anaknya agar anaknya diizinkan pulang lebih awal dengan alasan ada urusan keluarga.
"Tetapi, gurunya tahu anak saya mau pulang cepat karena mau nonton konser, ha-ha-ha," ujar Titik. Dia mendesak agar anaknya diizinkan pulang agar tidak kelelahan saat menonton konser. Habis bagaimana lagi, tiket konser sudah dibeli Titik sejak satu tahun lalu.
Titik sebetulnya menyuruh anaknya agar membeli tiket kelas VIP agar dia bisa duduk enak. Namun, anaknya menolak. Sang anak memilih berdiri di depan panggung agar bisa menatap langsung idolanya lebih dekat sambil asyik berjoget ria.
Tingkah polah para remaja yang heboh menggemari idolanya ini juga mengundang geli para orangtua. Titik bercerita bagaimana anak perempuannya ini dulu sangat mengidolakan Zayn Malik yang berwajah Arab.
"Sekarang dia tak mau sama Zayn karena Zayn sudah tunangan. Dia patah hati dan sekarang ganti mengidolakan Niall. Sampai segitunya, ha-ha-ha," ujar Titik.
Malam itu wajah-wajah lelah orangtua pun terbayar setelah melihat raut semangat dan kegembiraan di mata anak-anak mereka selepas menonton One Direction.
"Biar saja. Pengalaman sekali seumur hidup. Biar sekolahnya tambah semangat lagi," kata Harsono. Malam itu Sarah serta puluhan ribu remaja yang lain pulang sambil memimpikan kembali idola mereka.
Lusiana Indriasari