Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Uce Sriasih, istri almarhum Didi Widiatmoko alias Didi Petet terlihat menangis seusai acara mengenang 40 hari meninggalnya aktor senior tersebut di dalam ruangan Teater Luwes, Kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2015) malam.
Air mata Uce jatuh hingga menyentuh dagu saat tesatu persatu teman dan kolega yang hadir bersalaman dan memeluk erat dirinya.
Hal yang sama terlihat dari wajah putra-putrinya yang juga tampak sedih menangis.
Uce bersama putra-putrinya berdiri dari tempat duduk masing-masing jejeran paling depan ruangan.
Kegiatan bertajuk 'wajah kerinduanku' itu telah selesai diisi renungan, pantomim, musik, puisi, pemutaran video perjalanan karir, dan kesan-kesan yang dipersembahkan untuk almarhum Didi Petet dan jasanya selama ini untuk dunia film dan berkesenian di Indonesia.
Keluarga Didi Petet mengapresiasi para kerabat mengadakan kegiatan itu berjalan baik.
"(Acaranya) Bagus," ujar Uce yang mengunakan jilbab warna hitam
kepada Tribunnews.com di lokasi.
Nabila Masyiana, putri Didi Petet terharu melihat begitu banyak orang yang sayang berikut mengapresiasi terhadap sang ayah.
"Kita anak-anaknya melihat isi acara sedihnya bukan main. Apalgi ibu ya," kata Nabila yang matanya terlihat berkaca-kaca.
Perempuan berusia 27 tahun ini bangga melihat karya seni karena pemeran tokoh Emon dalam film Catatan si Boy itu di hargai dan dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Menurutnya, apa yang dilakukan sang ayah merupakan darah dan perjuanganny sebagai bentuk kecintaanya terhadap Indonesia.
Hingga saat ini, Nabila masih menyimpan kesan semasa bersama dengan ayahnya tercinta. Satu di antaranya adalah kenangan mereka sewaktu berkumpul melakukan sarapan pagi bersama di rumah.
"Semua kenangan berkesan. Momen-momen paling keluarga kehilangan sarapan bareng.
Kami anak-anaknya, semua aktivitas masih ada dipikiran sampai sekarang," ucap Nabila.
Nabila mengungkapkan, cita-cita bapak yang belum terwujud adalah membangun pesantren dan masjid.
"Bapak bilang ke ibu, pengen bikin suatu pesantren atau masjid dan itu belmu bisa terwujud," tambahnya.