Sepeninggal Teuku Ibrahim yang meninggal di medan perang, Cut Nyak Dien kemudian menikah dengan Teuku Umar dan terus mengobarkan perjuangan untuk mengusir penjajah dari Aceh.
Ine mengakui sangat terinspirasi dengan sosok Cut Nyak Dien yang juga pernah diangkat dalam film berjudul ‘Tjoet Nja’ Dhien’ dibintangi Christine Hakim.
“Cut Nyak Dien itu perempuan pejuang yang gagah berani. Tak melupakan perannya sebagai seorang ibu sekaligus sebagai istri. Cut Nyak Dien itu pejuang yang lengkap,” jelas Ine.
Monolog ‘Cut Nyak Dien’ pertama kali dipentaskan di Galeri Indonesia Raya Jakarta pada 13 April 2014, dan dilanjutkan di Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki selang beberapa waktu kemudian.
Meski telah melakukan penghayatan sangat baik terhadap sosok Cut Nyak Dhien, tapi Ine belum menganggapnya sempurna sebelum dirinya datang ke Aceh dan memainkan karya monolog itu di sana.
“Saya sungguh sangat ingin ke Aceh. Menghayati napas Cut Nyak Dhien. Saya ingin menapaktilasinya,” kata Ine.
Ia berencana akan masuk ke hutan Aceh Barat dan Tanah Gayo yang menjadi jalur lintasan Cut Nyak Dhien saat memimpin gerilyawan Aceh dalam perang kolonial.
“Cut Nyak Dhien adalah guru bagi semua kita, guru yang menegakkan perlawanan terhadap penindasan,” katanya lagi.