TRIBUNNEWS.COM - Dalam wawancaranya dengan Vanity Fair edisi November, Rihanna menjelaskan kenapa ia kembali berpacaran dengan Chris Brown. Padahal, ia sempat babak belur dipukul oleh Chris.
“Saya memang gadis yang keras kepala. Gadis yang menganggap dirinya lebih kuat dibanding yang lain, walau hubungan yang dibinanya begitu menyakitkan.
Dulu, saya berpikir jika saya memang termasuk orang-orang yang bisa mengatasi masalah pelik seperti itu. Mungkin, saya bertindak hampir mirip seorang malaikat penjaga bagi seseorang seperti Chris.
Saya menjadi orang yang selalu hadir di sisinya di saat ia memang membutuhkan kekuatan, di saat ia merasa dunia tidak mengerti dirinya, dan jadi seseorang yang bisa mendukungnya ke arah yang positif,” kenang penyanyi asal Barbados ini.
Sebagai bukti, penyanyi yang dikenal dengan pangilan Riri ini selalu memberi dukungan pada mantan pacarnya itu adalah dengan kolaborasi mereka di beberapa lagu termasuk hit “Put It Up”.
“Saya sangat menjaga dirinya. Saya merasa banyak orang yang salah kaprah terhadapnya,” tambah penyanyi 27 tahun ini.
Namun, akhirnya ia pun menyadari kekhilafannya. Ia merasa dalam posisi yang terus dirugikan.
Ia melihat semua niat baiknya tidak mendapat balasan yang setimpal dari pihak lawan sehingga ia pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan hubungannya dengan Chris.
Baca juga : Chris Brown Akhiri Hubungan Dengan Rihanna
“Pada akhirnya, kamu menyadari jika dalam situasi itu, yang menjadi musuh itu diri kamu sendiri.
Kamu menginginkan yang terbaik untuk mereka, tetapi yang kamu temukan selalu kegagalannya atau malah membangkitkan masa-masa buruk mereka.
Jika kamu sudah bertekat untuk memberikan sesuatu pada seseorang, tetapi mereka tidak peduli dengan diri kamu.
Jika kamu terus mengikuti gaya hidup seperti itu, itu merupakan satu kebodohan. Terkadang, kita harus bisa meninggalkannya,” terang RiRi.
Baca juga : Ragukan Keamanan, Rihanna Urung Konser di Jakarta
Ditambahkannya jika ia juga ingin terus menjalankan hidupnya. Ia tidak mau lagi mengingat kekerasan yang pernah ia alami.
“Masalah kekerasan itu bukan hal yang bisa ditutupi. Saya juga tidak bisa melupakan begitu saja atau tidak menanggapinya dengan serius.
Sebagai korban pelecehan domestik, saya ataupun siapapun, pasti tidak mau lagi mengingat-ingat. Tetapi, setiap kali membicarakan hal ini, entah kenapa, saya merasa sayalah yang sedang dihukum.
Ini adalah logika yang tidak menenangkan. Saya tidak membencinya, tetapi saya juga tidak lagi berteman dengannya.
Bukan bermusuhan, hanya tidak ada hubungan saja.” (Syanne/Tabloidnova.com/Sumber : Us Weekly)