Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musikus Ahmad Dhani menyebut para perundungnya merupakan orang-orang delusional.
Pasalnya, menurut Dhani, isi tweet yang membuatnya dirundung tersebut menggunakan gaya bahasa satire yang tak dapat dipahami oleh mereka yang berpengetahuan cetek.
"Tweet saya itu sebenarnya satire. Enggak bisa dipahami oleh masyarakat biasa. Sebenarnya, untuk yang mengerti, mereka akan paham bahwa itu tweet cerdas," ungkap Dhani di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (17/01/2016).
Dhani menerka para perundungnya delusional pastilah ahistoris dan tak paham sejarah, terlebih kegiatannya selama ini menentang pemikiran radikal.
"Saya ini termasuk musisi terdepan dalam urusan menghalau pemikiran radikal. Kalau enggak, saya enggak dikirimi bom buku waktu itu," tegas Dhani.
"Orang yang mengerti jejak perjalanan saya bersama Islam radikal, mereka akan baca bahwa tweet itu cerdas. Mereka yang ahistoris akan mengejek saya dengan kata-kata pengecut, banci, dan lain-lain," lanjutnya.
Melalui akun Twitter @AHMADDHANIPRAST pada Jumat (15/1/2016), Dhani mentweet, "Kalau emang ISIS. Ya udah kita minta maaf aja lah.. Apa salah kita? Nanti kita perbaiki. Yang penting jangan di bom lagi."