Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggara dari Java Festival Production (JFP), enggan menanggapi beberapa isu terkait keamanan yang akhir-akhir ini terjadi di Negara Indonesia.
President Director JFP, Dewi Gotha mengatakan apa yang terjadi di Indonesia khususnya Jakarta, tidak mempengaruhi pelaksanaan Java Jazz Festival 2016, di Jakarta Internasional Expo (JIE) Kemayoran, Jakarta, pada 4, 5, dan 6 Maret mendatang.
"Dari kami nggak mau menanggapi isu soal itu. Dari kami cuma minta dukungan dari teman-teman kalau kita mau bahas sesuatu hal yang positif," ujar Dewi, saat jumpa persnya, di Airman Planet, Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Selasa (26/1/2016).
"Di saat kita umumkan kalau acara ini tetap jalan, kita ingin memberitahu kalau hal itu positif," sambungnya.
Putri dari Peter F Gontha menuturkan dirinya juga telah memberikan keamanan yang ekstra setiap penyelenggaraan JJF sejak 2005 hingga saat ini.
"JJF 12 tahun berjalan pun pengamanan selalu dilakukan karena penonton banyak. Kami hanya bisa merencanakan, dan mempersiapkan diri terhadap sesuatu yang akan terjadi ke depan, serta berharap nggak terjadi apa-apa," katanya.
Dewi menambahkan, pada saat tragedi bom dan penembakan di kawasan MH Thamrin, sejumlah artis yang telah konfirmasi hadir di JJF bertanya soal kondisi di Jakarta.
"Pertanyaan itu ada pada saat kejadian bom kemarin pas malamnya. Tapi sekali lagi kami nyatakan, kalau kami bekerjasama dengan pemerintah ada aparat, untuk memaksimalkan keamanan," tuturnya.
"Itu yang coba kita yakin kan ke mereka, dan kita juga minta dukungan dari kedutaan-kedutaan di Indonesia untuk menyebarkan informasi kalau Indonesia aman. Lalu pada saat kita menemui beberapa kedutaan merekaa bilang, 'saya akan merekomendasikan kalau aman datang ke Indonesia," lanjut Dewi.