Publik yang bukan hanya fans, diterbiasakan dengan banyak tahap atau cerita. Di setiap cerita, selalu ditunggu punch line-nya.
Jika belum ada, tidak ada, lambat, atau tidak yang seperti yang mereka harapkan, mereka merasa berhak untuk kecewa, menyindir, atau mengkritik.
Ambisi seorang artis untuk karirnya adalah sesuatu yang personal. Hanya milik sang artis itu sendiri, bukan milik orang lain atau juga negara.
Gagal dan suksesnya seorang artis hanya bisa dirasakan oleh sang artis sendiri.
Memang sangat luar biasa rasanya jika banyak orang ikut senang atas suatu kesuksesan. Ini adalah adrenalin yang mengangkat dan memberi motivasi yang tak terbayangkan.
Tetapi, mencibir seseorang yang tengah berusaha, mengejek secara hampir histeris, membandingkan prosesnya dengan kesuksesan orang lain yang tentunya mempunyai cerita, tahap, cara, dan juga faktor keberuntungan yang berbeda, sekali lagi, sangat tidak adil.
Pertanyaannya: apakah kadar kesuksesan harus lewat Amerika?
Apakah harus ada kata Grammy Awards dan Hollywood supaya bisa disebut sukses?
Iko Uwais, Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman, Joe Taslim, adalah nama-nama yang dikenal dan dibanggakan di Indonesia, tetapi bagaimana dengan Tania Gunadi yang berkarir dan wajahnya sering dilihat di banyak seri TV Amerika?
Bagaimana pula dengan grup seperti Superman Is Dead yang sempat tour keliling Amerika?
Bagaimana dengan Farah Angsana, designer Indonesia yang kreasinya kerap dipakai oleh Carrie Underwood?
Tex Saverio yang juga menjadi salah satu designer pilihan Lady Gaga?
Bagaimana pula dengan mereka yang memilih untuk mewujudkan mimpi di benua lain?
Didit Hediprasetyo yang berhasil masuk ketatnya seleksi Chambre Syndicale de la Haute Couture di Prancis?
Banyak sekali anak Indonesia yang berbakat dan mencoba bahkan yang telah berhasil mempunyai karir di negri orang, tetapi sepertinya tidak mendapat tanggapan yang besar dari orang kita karena mungkin tidak masuk kriteria sukses mereka.
Bapak saya dulu pernah bilang bahwa dalam hidup kita harus mempunyai mimpi, karena jika kita tidak punya mimpi, hidup kita akan hambar.
Saya menginterpretasi ucapan beliau dengan serius, hidup harus ada tujuan dan sebisa mungkin kita mengarahkannya ke tujuan tersebut.
Mewujudkan mimpi adalah sesuatu yang indah dan proses menjalaninya bisa memperkaya diri.
Mahatma Gandhi pernah berkata: "kejayaan itu berada dalam proses meraih mimpi, bukan oleh mimpi itu sendiri."