"Nggak kepikiran mau jadi juara satu. Yang penting, kezia bilang, 'Tuhan, apapun hasilnya, kalau mengecewakan, kasih Kezia lapang dada dan kemampuan berpikir positif, tapi kalau memang Tuhan kasih kepercayaan itu, tolong mampukan dan kuatkan Kezia karena ini kesempatan yang luar biasa dan penuh tanggung jawab'," papar Kezia menirukan apa yang ia sebut dalam doa ketika itu.
Perempuan kelahiran Jakarta, 18 April 1991 itu juga tampak tenang ketika dirinya menjawab pertanyaan dalam setiap sesi pertanyaan di malam final.
Kendati gugup, Kezia mengaku dirinya selalu mengingat perkataan sang ibunda untuk menyebut nama Tuhan.
"Mama selalu ingatkan, 'Panggil nama Tuhanmu. Supaya ketenangan dan damai sejahtera selalu ada'. Jadilah, setiap akan menjawab, aku bilang, 'Tuhan, ini aku, aku nggak bisa apa-apa tapi aku yakin, karena Tuhan, saat ini aku bisa," terang Kezia.
Kebahagiaan tak terkira dan rasa syukur yang amat besar pun melanda ketika Kezia dinobatkan sebagai Puteri Indonesia 2016, ketika mimpi masa kecilnya menjadi kenyataan.
Kendati demikian, ia bertekad untuk tetap selalu menjadi diri sendiri dan tak mengubah karakter aslinya.