News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernikahan Aming

Ceritakan Kisah Hidupnya yang Pilu, Aming: Aku Lelaki Tulen Lho

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aming dan Evelyn

TRIBUNNEWS.COM - Siapa tak kenal pemilik tubuh kurus, wajah oval dan sering membuat penikmat hiburan tanah air tertawa.

Dikenal sejak bermain di Extravaganza dan Ruming Aming selalu bikin tertawa karena celetukan dan tingkahnya.

Kisah Aming yang menikahi Evevelyn membuat heboh publik.

Gaya yang tertukar, antara Aming yang bergaya seperti perempuan dengan sang pasangan yang tomboy membawa asumsi publik kalau pernikahan ini aneh.

Terlepas dari pro kontra itu, Aming ternyata sempat mengalami pilu dalam kisah hidupnya.

Dalam pengakuannya tentang cerita hidupnya, Aming menegaskan, dirinya lelaku tulen.

Simak penuturan tentang perjalalanan hidup Aming melalui tutur katanya yang dikutip Tribunnews.com dari Tabloidnova.com.

Wajahku mungkin tak asing lagi buat penonton setia Extravaganza yang ditayangkan Trans TV dan Ruming yang memunculkan wajahku di TV7 tiap Senin-Jumat.

Meskipun aku sering berpakaian ala perempuan di kedua acara itu, aku lelaki tulen, lho.

Nama lengkapku Aming Sugandhi. Aku lahir pada 7 November 1980 sebagai anak ke-9 dari 10 bersaudara.

Banyak ya, saudara kandungku. Sebenarnya malah lebih banyak dari itu. Kalau ditotal, Mien Rumiah yang biasa kupanggil Emak, punya 17 anak. Jadi, aku sebetulnya anak ke-16! Tapi kami tinggal bersepuluh, 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Tujuh saudaraku lainnya, meninggal baik saat masih bayi, maupun masih di dalam kandungan, menjelang mereka lahir.

Bisa jadi orang tuaku menganut ungkapan banyak anak banyak rezeki. Namun, pepatah yang dipercaya banyak orang tua itu, tidak berlaku buat keluargaku. Yang terjadi justru sebaliknya, kesejahteraan aku dan saudaraku malah tidak terjamin.

Dulu, orangtuaku sempat kaya. Bapak bekerja di sebuah kapal pesiar di Singapura. Gajinya cukup besar, apalagi waktu itu masih jarang orang bekerja di kapal pesiar. Selain itu, Bapak pernah menjadi kontraktor untuk proyek-proyek besar, termasuk pembangunan gedung Sarinah Jakarta. Bahkan, Bapak pernah jadi manajer keuangan di sana.

Memang, orang tua juga berinvestasi dalam bentuk perhiasan dan tanah. Namun, selebihnya kurang begitu dipikirkan, misalnya saja dalam bentuk tabungan uang. Ya, hidup dalam kondisi berkecukupan membuat keluargaku terlena.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini