Laporan wartawan TribunKaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA – Sis Mariono Teguh atau yang lebih dikenal Mario Teguh merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Pria yang besar di Surabaya, Jawa Timur ini dikenal sebagai sosok yang baik, supel, riang, suka bercanda, serta mudah dalam pergaulan.
Sosok itu sangat diharapkan oleh adik-adiknya dapat menjadi panutan, sebagai pengganti orangtua.
Permata Kumara Teguh (46) atau yang akrab disapa Kumkum, adik kandung Mario Teguh yang ketiga menceritakan semua pokok permasalahan yang terjadi di tubuh keluarganya.
Wanita yang sudah tiga tahun terakhir ini bermukim di Samarinda, Kalimantan Timur tanpa ragu membeber seluruh fakta tentang Mario dan kisruh yang terjadi saat ini.
Kumkum yang telah memiliki satu anak ini tampak ramah saat menerima wartawan TribunKaltim.co di kediamannya Jalan Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda, Sabtu (10/9/2016) malam.
Sebelum memulai pembicaraan tentang kakak sulungya itu, wanita berhijab ini mengaku terdampar di Samarinda karena ikut suaminya yang bekerja di sana.
Selain sebagai ibu rumah tangga, Kumkum juga memiliki usaha wedding oraganizer.
Kumkum pun mulai menceritakan awal mula kakaknya bisa mendapatkan masalah.
Secara tegas ia mengakui bahwa Ario Kiswinar Teguh sebagai anak kandung dari Mario Teguh, buah pernikahan dengan istri pertamanya yang bernama Ariani.
Bahkan setelah menikah dan memiliki anak yakni Ario, Mario sekeluarga pernah tinggal bersama di kawasan Jakarta. Hal itu pun diketahui oleh keluarga besarnya termasuk kedua orangtuanya.
"Semua keluarga tahu, kalau Ario itu anak Mas Sis (sapaan Mario Teguh). Mereka tinggal bersama, dan kelahiran Ario waktu itu sangat ditunggu-tunggu oleh kami terutama oleh Mas Sis sendiri, karena setelah menikah mereka tidak langsung memiliki anak," ujarnya.
Saking mengharapkan seorang anak, Mario bahkan sempat bernazar akan naik ke genteng rumah dan berkokok jika anaknya lahir.
Dan setelah Ario lahir, Mario menunaikan nazarnya tersebut.
"Kami tentu bahagia saat itu. Mas Sis sangat antusias dengan kelahiran anaknya (Ario) itu, sampai naik ke genteng dan berkokok. Tidak bisa saya lupakan saat itu, itu saking bahagianya dengan kehadiran anak pertamanya itu," kenang Kumkum.
Setelah itu, keluarga Mario Teguh seakan tanpa celah untuk hidup tidak harmonis.
Sampai akhirnya di usia Ario yang ke 7 tahun, Mario dan Ariani bercerai. Mario pun meninggalkan keduanya.
Beberapa tahun kemudian Mario menikah lagi dengan wanita bernama Linna, yang saat ini telah memberikannya dua orang anak.
Semenjak menikah dengan Linna, pihak keluarga merasa Mario berubah. Jika dulunya sangat mudah dihubungi, kini tidak lagi. Malah tidak bisa sama sekali dihubungi.
"Perceraian mereka karena ada orang ketiga, ya istrinya yang sekarang itu. Dan saya yakin perceraian antara Mas Sis dan istri pertamanya, bukan karena mbak Ariani yang selingkuh. Karena selama menikah mbak Ariani hanya ibu rumah tangga, di rumah saja mengurusi keluarga," ucap Kumkum.
Kumkum sendiri bertemu dengan Mario terakhir kali pada tahun 2009 di Jakarta, dan saat itu Mario sudah sangat terkenal.
Setelah itu dirinya tidak pernah lagi bertemu dengan kakak pertamanya itu, termasuk berhubungan via telepon. Nomor handphone Mario yang disimpannya sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Sedangkan pertemuan Kumkum dengan Ario Kiswinar sendiri terjadi sekitar 5 tahun lalu di Surabaya.
Hingga saat ini Kumkum dan Ario Kiswinar masih sering berkomunikasi baik melalui telepon maupun media sosial. Bahkan akibat kisruh di keluarganya saat ini, komunikasi Kumkum dengan Ario semakin intens.
"Walaupun Mas Sis itu kakak saya, tapi kalau dia salah, ya harus kami keluarganya yang membantu untuk meluruskan. Anak itu (Ario Kiswinar) sudah terlalu lama sendiri, tidak dapat kasih sayang dari seorang ayah, ini merupakan hak dia untuk medapatkan pengakuan dari ayahnya," kata Kumkum.
"Saya tidak ragu untuk membeber semua, walaupun bisa dikatakan ini merupakan masalah keluarga, tapi mau bagaimana lagi, ya harus diluruskan. Kami sekeluarga memang berharap Mas Sis mengakui Ario sebagai anaknya. Walaupun harus di tes DNA, harus di rumah sakit yang benar-benar netral, karena kami berhadapan dengan orang besar," tambahnya. (*)