Pasalnya, menurut dia tak semua baby sitter atau pembantu mau memakan apa yang dimakan para majikannya.
Sehingga beberapa restoran mahal memberikan opsi menu untuk para baby sitter.
Berikut adalah pembelaan Nisya terhadap kebijakan tersebut :
Ini resto all you can eat, dan banyak yg bawa baby sitter kadang mereka ga cocok makanan ataupun bisa dibilang mahal daripada suruh mkn diluar.
Krn yg biasa dan umum dbawa orang ke resto sambil tetep kerja hanya baby sitter, itu dispesialkan bukan diskriminatif.
Tergantung cara pandang.
Bukan baby sitter yg byr, justru bosnya blg seperti itu sblm berspekulasi lbh bijak jk ditanyakan dulu apa maksud dan tujuannya.
Menurut Nisya kebijakan itu dibuat sebenarnya bukan untuk mendiskriminasikan baby sitter, namun justru untuk menghargai mereka.
Arti Hujjatul Islam, Gelar yang Diberikan kepada Imam Al Ghazali dan Ibnu Taimiyah Ulama Besar Islam
Soal Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Chapter 2 Unit 1 My Favorite Food Halaman 59 - 60
Sementara itu, akun @GithaNafeeza yang disebut Nisya sebagai owner dari restoran yang dimaksud telah memberikan klarifikasi mengenai kebijakan itu.
Menurut Githa, pihak Shabu Hachi, restoran menerapkan kebijakan itu karena banyak dari para majikan yang menolak membeli menu dengan harga yang mahal untuk para baby sitter yang mereka bawa.
Akhirnya daripada harus membeli menu yang mahal, para baby sitter itu pun tak ikut makan dan hanya menunggui majikannya saja.
Hal itu menyentuh nurani Githa, hingga akhirnya ia membuatkan paket khusus untuk baby sitter dengan harga yang lebih hemat.
Seorang netizen pun berkomentar terhadap klarifikasi tersebut.
Menurutnya, jika memang demikian adanya, harusnya paket makanan khusus baby sitter itu cukup dinamai dengan 'paket hemat' saja. (*)