TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Selama melakukan pemecahan rekor Guinness World Records, Kunto Hartono tak pernah melakukan di kota yang sama.
Yang pertama rekor 74 jam tahun 2003 digelar di Bogor, lalu kedua di Surabaya pada tahun 2010.
Namun, target yang dicanangkan 135 jam itu gagal karena aliran PLN ke Kaza Mall tempat lokasi acara diselenggarakan padam.
Dan yang ketiga digeber di Kota Malang pada Desember 2012 untuk pemecahan rekor selama 122 jam 25 menit.
Kali ini, Kunto Hartono memilih Palembang untuk menumbangkan rekor yang sudah dibukukan oleh Steve Gaul dari Kanada selama 134 jam. Dipilihnya daerah ini sebagai lokasi pemecahan rekor gebug drum selama 145 jam diakui Kunto Hartono bermula dari mimpi.
“Saya mimpi main drum di sebelah sungai. Dan ternyata di sinilah lokasi yang tepat itu,” kata Kunto Hartono, Rabu (4/1/2017).
Lapangan Kuto Besak, Palembang ini memang bersisian dengan Sungai Musi yang membentang di sepanjang kota tersebut.
“Selain itu, kalau menilik sejarah, umur Singasari (Malang) lebih muda dari Sriwijaya (Palembang),” begitu imbuh si ‘Drummer Sakti’.
Hingga Rabu (4/1/2017) pukul 16.07 WIB, waktu yang sudah dicapai Kunto Hartono bermain drum mencapai 104 jam. Jika semua lancar rekor Steve Gaul akan tumbang di tangan Kunto Hartono pada Jumat (6/1/2017) pukul 02.00 WIB.
Namun, pria berambut putih ini mencanangkan bisa lebih lama lagi yaitu 145 jam yang akan dicapai hingga Jumat (6/1/2017) pukul 13.00 WIB.
“Saya bersyukur mendapat dukungan dari banyak pihak di daerah ini, khususnya Pangdam II Sriwijaya (Mayjen TNI Sudirman), dan Danrem 044/Garuda Dempo (Kol Kunto Wibowo), serta Dandim Palembang (Letkol Ferdi),” paparnya.