"Saya ingin matengin dulu kemampuan akting, biar enggak amburadul. Hal yang paling penting saya dapatkan di sekolah akting itu adalah mendapatkan rasa percaya diri,” aku Billy.
Anak Rumahan
Mengantongi ilmu soal akting dari sanggar selama 3 tahun, ternyata tak juga membuat jalan Billy mulus mendapat peran. Sering ikut casting dan ditolak, sudah menjadi makanan sehari-harinya.
“Sebenarnya, dibanding dengan teman-teman seangkatan (di sanggar), ambisi saya yang paling low. Kalau ditolak casting, ya, sudahlah tidak apa-apa. Bikin downmemang, tapi kadang, saya juga sering nolak ajakan casting terutama casting iklan. He he he. Karena casting iklan persaingannya lebih tinggi dibanding sinetron.”
Perlahan, jalan Billy ke dunia hiburan semakin terbuka. Sang ayah, Stevanus David yang awalnya menentang keputusan Billy berkarier di dunia seni peran, mulai berbalik mendukungnya.
“Ayah saya melihat saya tidak angin-anginan. Jadi, sekarang ayah saya tidak pernah melarang saya melakukan apa pun. Paling dia kasih pengertian, seperti don’t do drugsdan memang saya juga tidak merokok atau minum minuman beralkohol. Ayah saya pun jadi lebih tenang ngelepas saya (berkarier di dunia hiburan),” cerita Billy yang kini lebih fokus ke film dibanding sinetron.
“Kalau syuting sinetron, kan, waktunya agak ekstrem. Jadi, saya mikir, kok, ya lebih enak syuting film. Walaupun capek, paling capeknya cuma sebulan, habis itu selesai. Sementara sinetron, kan, daily, tiap hari tayang. Makanya, aku lebih suka bekerja di film,” ungkap Billy.
Jika terlibat syuting kejar tayang, Billy juga mengeluhkan waktunya yang banyak berkurang bersama keluarga dan teman-temannya.
“Saya ini tipikal anak rumahan, jarang banget keluar rumah. Jadi, kalau main sinetron itu, agak ngebatin juga, sih. Syuting sinetron setiap hari, benar-benar tidak ada social life. Waktu sama keluarga, teman-teman dan rutinitas apa pun yang biasa kita lakukan, jadi hilang,” aku Billy yang belum lama ini merampungkan sinetron Diam-Diam Suka yang tayang sebanyak 400 episode.