Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Hannah Al Rashid mengaku tertantang untuk mampu mengeluarkan sisi licik sebagai seseorang yang terlibat dalam politik.
Namun, hal itu bukan dihadapi Hannah Al Rashid dalam dunia nyata, melainkan dalam mini seri DO[S]A yang dibintanginya.
Baca: Ketika Hannah Al Rashid Harus Jadi Perempuan Jahat yang Kerap Berkelahi
"Yang jadi tantangan di sini justru untuk memainkan scene-scene yang penuh politik, ya. Mengeluarkan sisi licik sebagai seorang yang terlibat dalam politik itu lumayan menantang," ujar Hannah Al Rashid ketika ditemui di Cosmo Amaroosa Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (11/8/2017) malam.
"Tentunya, untuk fight scene-nya juga pakai emosi itu. Ada banyak harapan dan kekecewaan buat tokoh yang saya perankan. Fighting-nya tidak sekadar fighting. Fighting yang menguras energi banyak banget karena emosinya cukup tinggi untuk satu fight scene. Jadi, agak berat, sih," lanjut dia.
Dalam mini seri delapan episode tersebut, Hannah Al Rashid berkesempatan berperan sebagai Tza Tza, seorang perempuan jahat yang juga mampu berkelahi.
Tza Tza sendiri adalah tangan kanan Marco yang diperankan oleh aktor Roy Marten.
"Di produksi ini saya sebagai tangan kanan Marco yang diperankan sama Om Roy (Marten). Dia tidak hanya sekedar cewek badass yang bisa berantem dan jahat, tapi punya layer yang cukup kompleks karena, walaupun dia berpihak sama Marco, dia punya hubungan pribadi sama Arian (diperankan oleh Reuben Elishama). Jadi, perempuan ini di antara dua kubu yang berbeda. Dia berusaha manuver dan punya ambisi tersendiri," tutur Hannah Al Rashid.
Mini seri DO[S]A yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah tersebut dibintangi oleh para pemain dari tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Selain Hannah Al Rashid, aktris dan aktor asal Indonesia yang turut berperan ialah Roy Marten, Maudy Koesnaedi, Reuben Elishama, dan Tegar Satrya.
Sementara itu, pemeran dari Malaysia dan Singapura, yakni Ashraf Sinclair, Dato' M Nasir, Remy Ishak, Daniella Sya, Hisyam Hamid, dan Shenty Feliziana.
Dalam mini seri ini, Cecep Arif Rahman dipercaya sebagai pengarah koreografi adegan aksi dan Salman Aristo bersama Saniboey Mohd Ismail sebagai penulis naskah.