TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pernah tinggal di Amerika Serikat, tepatnya di New York saat masih kecil rupanya membuat Adrian Khalif tertarik musik hip hop.
Apalagi saat itu, musik hip hop saat tahun 2000-an booming di negeri Paman Sam itu.
“Gue mulai suka sama musik dari kecil. Pas SD kelas 3 jadi benar-benar suka musik. Saat itu sering nyanyi-nyanyi ada acara-acara kayak 17-an,” kata Adrian kepada Tribunnews, Jumat (10/8/2017).
Dari situlah awalnya, pria kelahiran Jakarta 24 Juni 1992 menemukan ketertarikannya untuk menjadi seorang musisi.
Usai menyelesaikan studi di jurusan Sastra Perancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia menandatangi kontrak rekaman dengan E-Motion sebagai bentuk keseriusannya di dunia musik.
“Untuk single perdana, bersama Dipha Barus, aku merilis single Made In Jakarta yang terinspirasi dari manis pahitnya hidup di Jakarta,” katanya.
Putra seorang diplomat ini berharap lagu ini bisa menjadi sebuah anthem untuk mereka yang berjuang dan sukses di Jakarta.
Tentang kolaborasinya dengan Dhipa, bagi Adrian menjadi pengalaman yang luar biasa.
“Mengangkat ambience musik gospel dipadukan dengan melodi dan ear-frendly, aku berharap Made in Jakarta diharapkan memberikan warna baru dalam musik Indonesia,” katanya.
Untuk proses pengerjaan, ia mengaku mempersiapkan single ini selama setahun.
“Penggarapan liriknya juga lama, drafnya banyak, akhirnya yang kepake itu. Dhipa juga skedulnya padat jadi lama,” katanya.
Single perdana ini telah dibuatkan video klip dan telah ditayangkan dan untuk pembuatan album kemungkinan dilakukan tahun depan.