TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merasa tersudutkan, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni pun mengancam pedangdut Dewi Sanca.
Sang Bupati buka suara dan membuat klarIfikasi terkait rumor di media sosial yang mengaitkan dirinya dengan penyanyi dangdut Dewi Sanca.
Bupati Intan Jaya tersebut juga tak ingin fotonya digunakan untuk hal-hal seperti yang dilakukan oleh Dewi Sanca ataupun di politisasi.
"Ini juga sekaligus teguran untuk Dewi Sanca, jika yang bersangkutan membuat berita miring yang menyudutkan saya, akan saya bawa ke ranah hukum," tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.
Natalis merasa ia dan keluarganya terganggu dengan pemberitaan tentang dirinya dan Dewi Sanca.
Apalagi, dia disebutkan telah memberikan sejumlah perhiasan mahal, dan sejumlah uang. Hal inilah yang dirasakan menyudutkannya.
"Saya pribadi dan keluarga sangat terganggu dengan pemberitaan yang mengaitkan saya dengan Dewi Sanca. Termasuk soal saya memberikan perhiasan mahal, cincin berlian dan uang tunai Rp 650 juta. Itu sangat menyudutkan saya," ujarnya
Seperti diberitakan, akhir-akhir ini heboh beredar di media sosial, Dewi Sanca pamer segepok uang di akun instagram.
Penyanyi dangdut yang pernah pura-pura berseteru dengan Lucky Hakim ini mengunggah tumpukan uang dalam jumlah banyak.
Tak diketahui berapa pastinya uang yang ia posting di Instagram itu.
Namun ia menyebut mendapat uang itu dari seseorang yang ia panggil 'Papap'.
Di postingan tersebut, sosok yang ia klaim sebagai Papap hanya terlihat bagian mulut dan hidungnya saja.
Namun fakta mengejutkan diungkap oleh akun Instagram @firasetiawan_09.
Senin (14/8/17) siang, akun tersebut mengunggah sebuah artikel dengan foto yang mirip postingan Dewi Sanca.
Lambe Turah pun kemudian mengungkap identitas dari pria yang dipanggil Papap oleh Dewi Sanca itu.
Ternyata pria tersebut adalah seorang pejabat asal Intan Jaya.
Lantas, kenalkah Natalis dan Dewi Sanca? Sang Bupati mengakui pernah bertemu namun hanya sebatas pertemuan yang wajar.
“Saya akui memang pernah bertemu tapi kami tidak pernah komunikasi yang aneh-aneh dan lain-lain, cuma kami pernah ketemu di rumah makan mau buat film dokumenter dan dangdutan 17-an di Intan Jaya,” ujar Natalis Tabuni.