Filmnya mulai dijual besok dengan harga tiket 2.036 yen.
Produsernya Duke, warga Jepang dengan nama samaran.
Film berdurasi sepanjang 125 menit tersebut memperlihatkan Sera Amane sedang berjalan-jalan ke kawasan Kota Tua di JakartaUtara sedang naik bajaj.
Juga syuting di Bandara Soekarno Hatta setibanya di Jakarta.
Sera melakukan syuting film porno di sebuah hotel di Indonesia sekaligus dengan dua pria Jepang usia sekitar 40 tahun.
Film porno ini adalah yang pertama dimainkan Sera Amane.
Sumber Tribunnews.com mengungkapkan, uang yang dibayarkan sekali main film porno di Jepang tidak lebih dari satu juta yen (bersih) atau sekitar Rp 125 juta.
Selama ini pemain porno warga Indonesia di Jepang yang diproduksi oleh pembuat film porno besar Jepang baru ada dua orang.
Sera Amane adalah WNI kedua yang bermain film porno di Jepang.
Pemain film porno lain dari ASEAN yang main di Jepangkebanyakan dari Thailand, Filipina dan Vietnam.
6. Ngaku dari Indonesia
Wanita ABG yang mengaku kelahiran Indonesia ini, menghebohkan dunia maya.
Pasalnya, ia menjadi bintang film porno pemula di Amerika Serikat.
Wanita yang belum diketahui namanya tersebut, membintangi film dewasa berjudul "Hot Asian Teen Makes First Adult Video".
Dalam film dewasa yang dibuat secara profesional itu, si wanita mengatakan lahir di Indonesia.
Tapi, ia mengaku telah tinggal di negeri Paman Sam selama 19 tahun terakhir.
Berikut percakapan wanita tesebut sebelum memulai "aktivitasnya" dalam film tersebut.
"Hai, ini video dewasa pertama kamu?" tanya si kamerawan.
"Iya, ini yang pertama buat saya," tuturnya sembari senyum menggoda.
"Kamu warga asli yang lahir di sini (Amerika Serikat)?" kembali ia ditanya.
"Tidak, saya dari Indonesia," jawabnya.
"Sudah berapa lama tinggal di AS?"
"Aku sudah lama di sini, sudah 19 tahun," katanya.
7. Roati
Wanita yang kini berusia 40 tahun yang dikenal dengan nama samaran Perempuan Roati tercatat sebagai warga negara Indonesia pertama yang bermain dalam film porno di Jepang.
"Roati dulu saat main film porno masih berusia 24 tahun dan dijual video pornonya tanggal 8 Maret 2001 produksi Asian Wing," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu (6/9/2017).
Video VHS yang diproduksi Asian Wing tersebut kini sudah hilang dari pasaran karena sudah 16 tahun lalu dan kalau pun ada terjual di pasaran harganya juga sangat murah sekitar 500 yen.
"Produsen film porno kerjanya sulit saat ini banyak saingan dan harga jatuh terus. Jadi Asian Wings sang pembuat juga tampaknya sudah bangkrut saat ini tak bisa bertahan lama," tambahnya.
Perputaran film porno di Jepang sangat cepat karena siapa pun kini bisa membuat film porno dan menjualnya ke produsen (maker) film yang besar.
"Jika berhasil terjual, dari pribadi yang buat film porno, paling juga dibeli dengan harga sekitar 100.000 yen karena pembuatan pribadi biasanya amatir kurang profesional dan hasil gambar biasa, penyajian biasa, siapa pun bisa buat film seks," tambahnya.
Namun kalau sudah diproduksi oleh perusahaan besar seperti Momotaro akan menjadi mahal.
Sedangkan tarif pemain film porno yang masih baru paling mahal juga satu juta yen. Itu pun masih dikurangi uang lain-lain," kata dia.
Roati yang memainkan pertama kali di produsen besar Asian Wing (sudah bangkrut) tidak diketahui keberadaannya saat ini.
"Namun diperkirakan masih ada di Jepang dan menikah dengan warga Jepang," tambah sumber itu.
Yang menjadi sorotan utama film Perempuan Roati adalah karakter kulit Asia yang cokelat dan berwajah manis.
Dia bermain film dengan pria Jepang usia sekitar 30 tahun saat itu.
Syuting film dilakukan di Jepang.(*)