Kebetulan, saat syuting, di Barcelona sedang musim panas.
Lokasi yang dipakai syuting film di antaranya Pantai Marbella dan Catalonia yang sudah sangat populer di dunia.
“Dalam satu hari itu, One Fine Day, benar-benar satu hari yang terbaik untuk kami. Cerita yang mengubah semua perjalanan kami,” kata Michelle.
Alana misalnya, adalah dara cantik dan perfeksionis yang memiliki segalanya.
Tetapi hati Alana kosong meski dipacari Danu yang juga tajir dan memiliki banyak uang.
Hadirnya Mahesa --yang dikisahkan sebagai sindikat pencopet yang memang dikenal luas merajalela di Barcelona setelah kuliahnya amburadul itu--membuat jalinan cinta empat tahun Alana bersama Danu menjadi renggang. Alana mendadak menjatuhkan hatinya pada Mahesa.
Jika bersama Danu kerap berkeliling Barcelona mengendarai Aston Martin, ketika dikisahkan jatuh cinta dengan Mahesa, Alana kerap melintasi jalan-jalan kecil yang tidak begitu lebar di kota yang menjadi kancang klub raksasa La Liga Barcelona itu memakai mobil mewah jenis Roll Royce, atau sesekali sepeda motor gede ‘Triumph’ yang macho.
Sosialita Spanyol
Saat berbincang di kantor Redaksi Warta Kota (Tribunnews.com Network) kemarin, Michelle dan Maxime kerap ngobrol memakai bahasa campuran Inggris dan Indonesia.
Namun, selama syuting dilakukan, mereka sesekali ngobrol menggunakan bahasa Spanyol.
Meski tak cas-cis-cus, Michelle, Maxime dan Jefri memang diminta bisa bicara bahasa Spanyol.
Bagi Michelle, One Fine Day adalah film perdananya berkolaborasi bersama bintang film Spanyol.
Tidak hanya puluhan ekstras dan kru film yang sebagian besar dari Barcelona, One Fine Day juga mengajak dua bintang film perempuan ternama dari Negeri Matador.
Namun bersama Maxime, Michelle pernah syuting film Remember When (2014). Ketika bertemu lagi di One Fine Day, Michelle dan Maxime lebih mudah menemukan chemistry.