Laporan wartawan Tribunnews.com Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggemar karakter superhero Thor mungkin hanya mengenal Thor sebagai pewaris tahta Asgard yang kuat.
Kemampuannya bertarung menggunakan Mjolnir, palu saktinya, membuat Thor mampu melawan pasukan alien dan robot.
Namun demikian, apa yang terjadi ketika Thor harus bertarung tanpa Mjlonir? Pertanyaan ini yang kemudian digambarkan oleh Marvel Studios dalam sekuel Thor, yaitu Thor: Ragnarok.
Tribunnews.com mendapat kesempatan untuk menyaksikan Thor: Ragnarok, Senin (23/10/2017).
Dalam Thor: Ragnarok, Mjolnir hancur secara mudah oleh Hela, Dewi Kematian, yang memiliki kekuatan hebat. Hela mampu menghancurkan Mjolnir secara mudah, seperti memecahkan gelas.
Rusaknya Mjolnir membuat Thor patah hati. Ibarat seseorang yang kehilangan orang yang sangat dia cintai.
Thor, yang diperankan Chris Hemsworth, merasa tak berdaya tanpa Mjolnir. Senjata-senjata yang dia gunakan untuk bertarung melawan The Incredible Hulk dan pasukan Hela tidak memiliki kekuatan seperti Mjolnir.
Dari hal tersebut Thor justru belajar satu hal, yaitu hal yang terpenting adalah siapa di balik Mjolnir.
Thor bukan Dewa Palu, melainkan Dewa Petir. Mjlonir sekadar alat bantu Thor menyalurkan kekuatannya.
Penemuan jati diri itulah yang kemudian membantu Thor menghadapi lawan-lawannya. Seperti pepatah what doesn't kill you makes you stronger.
Thor: Ragnarok adalah sekuel lanjutan dari franchise Thor Marvel Cinematic Universe. Thor: Ragnarok melanjutkan petualangan Thor pada Thor (2011) dan Thor: The Dark World (2013).
Taika Waititi, sutradara Thor: Ragnarok, membuat film ini layak ditonton. Secara keseluruhan film ini sangat berbeda dari dua sekuel pendahulunya.
Rangkaian kejadian yang luar biasa yang menakjubkan dan petualangan seru dalam Thor: Ragnarok dikemas secara apik.