Dalam wawancara yang penuh tangis, Tan berkata, "Saya masih memikirkannya hari ini."
"Pengalaman ini memang ... tak terbayangkan."
Sehari sebelum dia tahu bayinya telah meninggal, Tan mengatakan bahwa dia memberi tahu Chow bahwa anak perempuan mereka baik dan tidak menendang atau bergerak di rahimnya.
Dia merasa aneh dan berkonsultasi dengan ginekolognya keesokan harinya.
Sampai hari ini, dia masih ingat kronologi menjelang hari yang tak pernah diduganya:
"Hujan turun sangat deras keesokan harinya ketika saya pergi menemui dokter saya di Mongkok, air hujan sampai di lutut saya."
Di klinik, dokter tersebut tidak mengungkapkan rincian apapun dan menyuruhnya segera pergi ke rumah sakit.
"Saya melihat ke dokter dan menyadari ada yang tidak beres, tapi tidak pernah terpikir oleh saya bahwa ini akan menjadi buruk," kata Tan, yang menambahkan bahwa Chow membawanya ke rumah sakit segera setelah konsultasi.
Ketika dia tahu bayi perempuannya telah meninggal prematur, Tan mengatakan bahwa dia tidak dapat menangis.
"Saya tidak tahu harus berbuat apa atau berpikir, saya tidak menangis, yang bisa saya pikirkan hanyalah 'Mengapa saya? Mengapa ini harus terjadi pada saya?'", Ungkap Tan.
Tan mengatakan bahwa Chow juga hancur dan menemaninya setiap hari. Butuh waktu tujuh tahun untuk mencoba mengatasi trauma tersebut.
"Putri saya telah meninggal, cinta yang saya miliki untuknya adalah sesuatu yang tidak dapat saya berikan kepadanya lagi, tapi itu adalah sesuatu yang dapat saya berikan kepada orang lain," kata Tan.
Sejak kejadian tersebut, pasangan tersebut telah membantu orang yang membutuhkan.
Mereka juga telah mempercayakan 99 persen aset dan barang-barang mereka untuk amal.