Iis Dahlia mengaku malas mengantri panjang di pernikahan tersebut.
Selain itu dirinya juga mengatakan jika malas ribet mencari hotel dan sebagainya karena di Solo kota yang kecil dan hotelnya sedikit.
Begini perkataanya seperti yang dilansir dari akun Instagram @lambe_turah.
• 6 Persahabatan Seleb Beda Agama Ini Jadi Potret Indahnya Toleransi Kebersamaan, Salut!
“Sebenernya mungkin seru ya, tapi aku mikirnya gini lho. Saya kalau disuruh ngantre-ngantre, apalagi namanya Presiden, yang datang pasti banyak banget. Solo itu kan kotanya kecil, terus hotelnya enggak banyak, jadi pasti rebutan sama bapak-bapak yang lain, sama keluarganya. Jadi aku pikir aku enggak lah. Mikirin yang ngantre aja udah senewen,” katanya dalam tayangan Go Spot RCTI, Selasa (7/11/2017).
Iis Dahlia juga dengan tertawa mengatakan jika dirinya diundang menyanyi baru akan datang.
Perkataannya tersebut membuat gempar netizen Indonesia terutama yang dari Solo.
Banyak yang mencap pelantun 'Terlena' itu dengan sebutan sombong.
Ternyata nyinyiran netizen itu juga merambah ke anak-anaknya, Devano Danendra dan Salshadilla Juwita.
Instagram kedua anak Iis Dahlia juga dipenuhi dengan komentar netizen yang meminta agar ibu mereka membuat permintaan maaf.
Namun, reaksi dari putri Iis Dahlia justru diluar dugaan.
Dirinya tidak membahas masalah tersebut sama sekali tetapi malah membicarakan Setya Novanto yang hadir di acara pernikahan tersebut meskipun juga menjadi bahan pembicaraan karena terlihat tertidur.
Lihat balasan dari Juwita Salshadilla di akun Instagram miliknya ini.
@shayindradjaja: "Untuk kaka2 yg mau comment disini nyuruh klarifikasi dan lain2nya, maaf banget nih, salah lapak. Saya mah gak tau apa2, cuma tau ngetawain papa setnov yang ditempat serame itu aja bisa bubu cantique sama bapak siapa lagi tu yg katanya mau nikahin anaknya via twitter. Udah ya, kalo comment yang gak berhubungan sama perbuatan saya lagi saya block. Saya gak pernah ngomong apa2 soal kota Solo atau bapak Presiden kok. Yang masih ngerusuh dihantui suara ngoroknya papa setnov nih"