Arie Puji Waluyo/Warta Kota
TRIBUNNEWS.COM - Pedangdut Dewi Perssik (31) enggan mengkomentari panjang lebar, mengenai insiden percobaan penerobosan jalur busway.
Di mana, Dewi diduga ingin menerobos jalur busway di depan Mal Pejaten Village, Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (26/11/2017).
Dewi beralasan, tidak mau berbicara banyak mengenai insiden yang membuatnya harus berurusan dengan petugas Transjakarta, dikarenakan pihak kepolisian sudah memberikan pernyataan.
"Kan pihak yang berwajib sudah memberikan keterangan. Nanti kalau saya memberikan keterangan juga menjadi bias. Semua pihak ngotot mengenai kebenarannya," kata Dewi Perssik ketika ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2017) bersama suaminya, Angga Wijaya.
"Keterangan pihak berwajib, rumah sakit, dan pengakuan dari oknum penjaga portal itu yang saya tidak suka," tambahnya.
Dewi menambahkan, insiden tersebut nyaris membuat Angga Wijaya dipukuli warga sekitar karena dianggap telah melanggar lalu lintas dan ngotot mau masuk jalur busway.
Bahkan Dewi juga dinilai mendorong petugas portal jalur busway, ia pun membantah hal tersebut dan ia memiliki bukti.
"Suami saya didorong-dorong. Padahal saya sudah dapat izin oleh polisi untuk masuk jalur busway," ucapnya.
"Misal saya memaki dan mendorong terlebih dahulu, itu semua berawal dari dia (suami). Saya hanya menolong dia supaya tidak dipukulin orang-orang. Bisaa dilihat pakai CCTV," sambungnya.
Mengenai insiden tersebut, mantan isitri Saipul Jamil itu menginginkan melihatnya bukan sebagai publik figur, tetapi sebagai masyarakat biasa.
Hal tersebut dikarenakan Dewi mengungkapkan, ia menginginkan lewat jalur busway dengan seizin pihak kepolisian, karena sedang membawa orang yang sedang sakit.
"Lihat saya jangan sebagai publik figur, tapi lihat saya sebagai masyarkaat biasa aja. Saya naik motor saya sedang sakit, saya minta tolong untuk membuka pintu portal buswaynya. Terus pintunya enggak dibuka, gimana? Sisi kemanusiaannya sudah tidak ada," ujar Dewi Perssik.