TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Saat datang di makam sang bunda di TPU Pemkab Sleman, Margodadi, Seyegan, Sleman, Selasa (16/10/2018) siang., Roro Fitria membawa bunga khusus dari Jakarta.
Roro menjelaskan bunga ini sarat makna/
"Bunga itu sudah saya doain, itu merupakan simbolis perjalanan saya, dari saya yang mengalami halang rintang dari masalah prosedural, surat kejaksaan hingga tertahan lagi di Pondok Bambu. Itu simbolis rasa sayang saya, saya jauh-jauh, harus menemui mamah saya," kata Roro Fitria saat ditemui media di lokasi pemakaman.
Dengan bunga tersebut, lanjut Roro, menjadi bukti bahwa dirinya sudah sowan dan menghadap ke pusara dan tempat istirahat ibundanya yang terakhir.
Baca: Pengakuan Bersalah Roro Fitria di Makam Ibunya: Dosa Saya Sangat Besar
"Meski mamah sudah nggak ada tapi saya ingin roh dan jiwa saya tetap menyatu dengan mamah," jelasnya.
Meski tak sempat menyaksikan prosesi pemakaman ibundanya namun Roro masih menyempatkan diri untuk membacakan Yasin dan mengirim doa untuk sang bunda.
Tampak kesedihan diraut muka Roro Fitria, ia sesekali harus sesenggukan seolah belum percaya bahwa ibundanya telah tiada. Bahkan ia mengaku masih memiliki banyak kesalahan kepada sang ibundanya.
"Mamah di Surga ya Mah ya," kata Roro disela membacakan doa.
Ibunda Roro Fitria, Raden Retno Winingsih Yuliati menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (15/10/2018) pukul 06.19 Wib diusia 64 tahun.
Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya ibunda artis sensasional tersebut namun Roro menyebut ibundanya sempat mengalami sesak nafas, hipertensi, gula darah tinggi hingga gejala stroke. (tribunjogja/Wahyu Setiawan Nugroho)