News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernikahan Artis

Syahrini Menikah Saat Udara Tokyo 7 Derajat Celsius, Penghangat Dalam Masjid Tak Mampu Usir Dingin

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syahrini di sebuah hotel mewah di Tokyo?

Koresponden Tribunnews.com mencoba menelusuri sejarah Masjid Camii Tokyo Jepang.

Bagian dalam kubah cantik masjid Camii Tokyo (KORESPONDEN TRIBUNNEWS.COM/Richard Susilo)

Jika selama ini beredar kabar bahwa Masjid Camii adalah juga dibangun dengan dana sebagian besar oleh orang Indonesia adalah tidak benar.

"Masjid ini dibangun sepenuhnya oleh dana bantuan pemerintah Turki sehingga jadi secantik ini, tidak ada dana besar dari orang Indonesia saat pembangunan dulu," ungkap seorang pengurus masjid tersebut kepada Tribunnews.com.

Awalnya masjid Camii dibangun bersama sekolah tanggal 12 Mei 1938 oleh imigran Bashkir dan Tatar dari Rusia yang datang ke Jepang setelah Revolusi Oktober. Pembuatan dengan arahan Abdurreshid Ibrahim, Imam pertama masjid, dan Abdülhay Kurban Ali.

Pada tahun 1986, masjid harus dihancurkan karena kerusakan struktural yang parah. Di bawah arahan dan dukungan Diyanet İşleri Başkanlığı, sebuah bangunan baru dimulai pada tahun 1998.

Arsitek untuk bangunan tersebut adalah Muharrem Hilmi Senalp. Ornamen didasarkan pada arsitektur religius Ottoman.

Sekitar 70 pengrajin Turki melakukan perincian finishing, dan sejumlah besar marmer diimpor dari Turki. Konstruksi selesai pada tahun 2000 dengan biaya sekitar 1,5 miliar yen (saat itu). Peresmian penggunaan diadakan pada tanggal 30 Juni 2000.

Tokyo Camii memiliki luas 734 meter persegi dan memiliki satu lantai basement dan tiga lantai di atas tanah dengan total luas lantai 1.477 meter persegi.

Kubah utamanya setinggi 23,25 meter dan didukung oleh enam pilar, sedangkan menara yang berdekatan tingginya 41,48 meter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini