Norman pun meminta nego dengan Kasat untuk segera diurus pekerjaan seperti polisi polisi pada umumnya.
Dicurhati begitu oleh anak buahnya, atasan Norman Kamaru pun mengiyakan permintaannya dan berkata akan membicarakan hal tersebut pada Kapolda.
Namun hingga tiga hari dari permintaan tersebut Norman Kamaru tak pernah mendapat kabar.
Karena bingung Norman akhirnya meminta orangtuanya untuk mengahap ke Kapolda.
“Ini penjelasan dari bokap saya ya, begitu bokap saya menghadap, bokap saya Cuma ngomong baik-baik lagi ‘Pak gimana status anak saya? dia Cuma pengen tugas seperti biasa pak’ apa kata kapolda? waktu itu ya ‘Udah keluar aja dari polisi’ emosi dong orangtua saya ngomong baik-baik kok dijawab seperti itu,” keluhnya.
“Kalian inget gak berita bokap gua menghadap Mabes lah, itu karena saking orangtua saya sakit hati gitu, akhirnya sidang,” kata Norman.
Selama beberapa sidang Norman menceritakan bagaimana yang dialaminya hingga merasa disudutkan.
“Dalam sidang itu gua pernah denger ‘Apakah benar Norman Kamaru selama 85 hari gak pernah masuk kantor?’ oh sh*t man,” kata Norman sambil menahan air mata.
“Sidang ketiga itu Norman Kamaru dipecat dengan tidak hormat, Ok fine gua terima,” kata Norman.
“Intinya saya selama Chaiya Chaiya itu semua karena perintah, apapun yang saya lakuin itu perintah, gak pernah ikut mau saya sendiri,” tuturnya.
Norman Kamaru Disebut-sebut Saat Kapolres Jakarta Utara Pecat 6 Polisi
Kapolres Metro Jakarta Utara menyinggung Norman Kamaru dalam upacara pemberhentian tidak hormat terhadap enam anggotanya, di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (19/2/2019).
Seperti diketahui, Norman Kamaru merupakan seorang polisi berpangkat briptu yang kemudian berhenti menjadi polisi usai dirinya terkenal.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Budhi, Norman Kamaru adalah contoh ketika seorang polisi melupakan identitasnya.