Tuan Choi menelepon dan melaporkan pada Hoo Ja dirinya tak bisa mendekati Jung Gook yang terus-menerus dikerubungi orang-orang.
Hoo Ja yang sedang bermain golf di dalam ruangan menyalahkan Tuan Choi yang tak membunuh Jung Gook sejak awal.
Hoo Ja lantas mengeluhkan betapa sulitnya bermain golf karena tak ada satu pun bola yang masuk.
Seolah berkata pada diri sendiri, Hoo Ja akan bermain biliar.
Setelah menutup telepon Tuan Choi, Hoo Ja menelepon sekretarisnya agar perlengkapan golf ini disumbangkan dan diganti dengan meja biliar yang lebih besar.
Saat Tuan Choi meninggalkan area rumah sakit, tak sengaja Jung Gook menyadari dirinya sedang diincar.
========
Adik bungsu Hoo Ja, Park Gwi-Nam mendatangi Hoo Ja dan berkata ada masalah yang cukup besar.
Hoo Ja yang terkejut langsung pergi meninggalkan kantor sembari tetap mengomeli adiknya.
Rupanya, masalah itu datang dari kandidat bernama Kim Joo Myung yang gagal mendapat nominasi kursi kepresidenan dan kursi Mahkamah Agung.
Gwi-Nam mengusulkan agar Hoo Ja menyuap Pimpinan Komite Legislasi dan Yudisial agar RUU penghapusan yang diajukannya, diterima.
Keduanya memperhitungkan kondisi dan jumlah anggota majelis yang berakhir dengan Hoo Ja bertanya, di mana tempat berkumpulnya para orang tua.
Hoo Ja yang mewarisi bisnis pinjaman pribadi milik sang ayah alias rentenir bertemu dengan para pemilik penjual ikan.
Seorang ketua merasa heran kenapa pihaknya harus mencoba menghapus aturan batas atas suku bunga?