TRIBUNNEWS.COM - Pada musim panas, sekelompok produser yang dipilih secara hati-hati diberi tugas yang menantang, untuk menyelesaikan ketiga dari mendiang DJ dan produser asal Swedia, Avicii.
Album mendiang yang bernama asli Tim Bergling ini dirilis pada minggu ini dengan tajuk 'Tim'.
Dikutip Tribunnews dari The Guardian pada Jumat (7/6/2019), album itu kira-kira baru selesai dua pertiga ketika Bergling bunuh diri pada 20 April 2018 di usia 28 tahun.
Jenis musiknya adalah EDM, musik dance Technicolor yang bombastis dan mendominasi grafik dalam satu dekade ini.
Baca: Menikah Lagi setelah 3 Tahun Istri Tiada, Ferdi Ali Bagikan Foto Bersama Istri Baru di Hari Lebaran
Baca: Chris Hemsworth Ambil Cuti Panjang dari Dunia Perfilman demi Keluarganya
Lagunya yang berjudul 'Wake Me Up' di tahun 2013 bekolaborasi dengan penyanyi soul Aloe Blacc, bertahan selama 26 minggu di chart nomor satu single dance Billboard AS.
Untuk sementara waktu menjadi lagu paling banyak streaming dalam sejarah Spotify.
Bergling menjadi satu DJ dengan bayaran tertinggi di dunia dan pernah berkolaborasi dengan Madonna, Coldplay, dan Nle Rogers.
Begitu ketenaran Bergling meningkat, begitu pula dengan masalahnya.
Setelah dirawat di rumah sakit pada tahun 2014, ia didiagnosis menderita pankreatitis akut yang disebabkan minum alkohol berlebihan.
Dia kemudian menjalani operasi mengangkat kantong empedunya, diresepkan obat-obatan untuk sakit fisik, depresi, dan kecemasan, namun tetap melanjutkan jadwal yang melelahkan.
Pada 2016, dia memecat manajernya dan pensiun dari tur.
"Saya tahu saya diberkati untuk dapat melakukan perjalanan ke seluruh dunia," katanya pada saat itu.
"Tetapi saya memiliki terlalu sedikit waktu yang tersisa untuk kehidupan orang nyata di belakang artis," tambahnya.
Pada tahun 2017, ia merilis film dokumenter, Avicii: True Stories.